Baca juga: Ayah yang Sandera Anak di Cilodong Depok Diduga Alami Gangguan Jiwa
Berdasarkan hasil penyelidikan terkait latar belakang pelaku, Hengki mengatakan bahwa YW diduga menderita gangguan kejiwaan.
"Memang ada dugaan bahwa ayahnya ini ternyata menderita gangguan jiwa," kata Hengki.
Kendati begitu, Hengki mengatakan, YW tetap dibawa ke Polres Metro Depok untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Sebab, hal itu diperlukan untuk membuktikan tindakan penyanderaan oleh YW itu dilakukan secara sadar atau karena gangguan jiwa.
"Kami tindaklanjuti apakah yang bersangkutan bisa mempertanggungjawabkan tindakannya, atau memang benar gangguan jiwa," ujar Hengki.
Dikonfirmasi terpisah, Paman YW, Muhammad, mengatakan bahwa keponakannya telah menderita gangguan jiwa sejak sebelum menikah.
Bahkan, ia sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa Cilendek, Bogor dan dinyatakan sembuh.
"Dia (YW) sebetulnya sudah punya penyakit kejiwaan. Sebelumnya sudah pernah di Cilendek juga, tapi nikah sudah sembuh pas sekarang baru kambuh lagi," kata Muhammad di lokasi.
Muhammad mengaku mengenal keponakannya itu bukan orang yang memiliki sifat temperamental.
Baca juga: Ulah Iseng Bocah SD Curi Pakaian Dalam Warga Kranji, Sempat Bikin Resah, Kini Berujung Damai
Namun, YW bakal berulah jika terlambat meminum obat untuk penyakit kejiwaannya.
"Temperamental si enggak, jadi kalau dia (YW) telat minum obat, baru kumat gitu," ujar Muhammad.
Atas perbuatannya, YW terancam hukuman delapan tahun penjara. Pasalnya, perbuatan YW telah merampas kemerdekaan seseorang, yakni anaknya sendiri, R.
Baca juga: Ayah Kandung yang Sekap Anak Perempuan dengan Sangkur di Depok Terancam Hukuman 8 Tahun Penjara
Kepala Kepolisian Resor Metro Depok, Kombes Imran Edwin Siregar mengatakan, pelaku disangkakan dengan Pasal 333 KUHP tentang penyekapan sehingga terancam hukuman delapan tahun penjara.
"Kasus merampas kemerdekaan seseorang, dengan ancaman hukuman delapan tahun penjara," kata kata Imran saat konferensi pers di Mapolrestro Depok, Rabu (11/1/2022).
Warga setempat menyebut YW sering bikin onar karena dilatarbelakangi gangguan kejiwaan.
Sukartono menceritakan, sebelum penyanderaan R terjadi, YW sempat membuat kegaduhan terhadap tetangganya.
Baca juga: Kasus Ayah Kandung Sandera Anak Balitanya di Depok, Pelaku Dikenal Sering Bikin Onar
Bahkan, kata Sukartono, siapa pun yang lewat depan rumah YW pasti diserang.
"Banyak yang sudah diancam warga saya, tapi enggak ada yang terluka. Dia (YM) ngancam terus siapa yang lewat situ," ujar Sukartono.
Selain itu, Sukartono mengaku pernah mendapatkan laporan warga bahwa ada dua santri ditampar YW tanpa alasan jelas.
"Kemarin, ada dua santri ditabok dan dipukul. Kemudian ustadnya laporan," ujarnya.
Senada dengan Sukartono, warga bernama Zulfikri mengatakan bahwa YM sudah sering melakukan tindak kekerasan kepada warga sekitar.
Baca juga: Sebelum Sandera Anak Kandung dengan Sangkur, YW Hendak Tembaki Warga
"Bapaknya (YM) suka nampol-nampolin (memukul) orang di sini," kata dia.
Berdasar hal itu, kata Zulfikri, banyak warga yang melaporkan sehingga pengurus lingkungan hendak mengambil langkah untuk mengamankan YW.
"Karena dia suka nampolin (memukul) orang tuh jadi warga laporan, terus mau diurus kayak gimana, malah anaknya disandera sama dia " ujar dia.
(Penulis : M Chaerul Halim | Editor : Fabian Januarius Kuwado, Ihsanuddin, Jessi Carina, Irfan Maullana).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.