Selain menghindari kemacetan dan menghemat energi dalam perjalanan, Rosa juga menilai WFH justru membuat dirinya bekerja lebih produktif.
Tidak hanya itu, suasana bekerja di kantor dan di luar kantor juga menjadi pertimbangan Rosa memilih bekerja dari rumah.
“Mendukung WFH karena kerjaan jadi lebih produktif, suasana di luar kantor lebih tenang, tanpa tekanan yang berat,” tutur dia.
Baca juga: Langkah Pemprov DKI Antisipasi Banjir: Imbau WFH hingga Modifikasi Cuaca
Namun, ada pula pekerja lainnya yang memilih untuk hibrida, di mana WFH bisa dikembalikan, tetapi tetap harus ada waktunya pekerja pergi ke kantor atau WFO.
Pilihan untuk hibrida ini dipilih oleh Fachrul Rozi (29). Pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta ini memilih hibrida agar bisa seimbang kehidupan sehari-hari dan pekerjaannya.
“Kalau aku tidak mendukung juga kalau untuk full WFH, maunya diseling (gantian) aja, 2-3 hari dalam seminggu WFO. Biar enggak bosen juga kelamaan di rumah,” kata pria yang akrab disapa Oji ini, Rabu.
Baca juga: Ada Potensi Banjir di Jakarta, Heru Budi Imbau Perusahaan Terapkan WFH
Menurut Oji, ada kelebihan juga saat bekerja di kantor yakni sinyal atau internet yang lancar untuk semua jenis pekerjaannya yang membutuhkan internet saat ini.
Sementara, saat kerja dari rumah, ia juga kerap mengalami gangguan sinyal karena mengandalkan hotspot melalui ponselnya.
“Tapi enaknya saat lagi WFH di rumah bisa santai enggak terlalu harus kelihatan kerja, maksudnya bisa sambil kerjain kerjaan rumah atau bebersih rumah gitu,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.