Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Tarif Perusahaan Ojol, Pengemudi: Pengaruh ke Pendapatan

Kompas.com - 14/01/2023, 08:22 WIB
Zintan Prihatini,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar pengguna transportasi ojek online (ojol) mempertimbangkan tarif dalam menentukan aplikasi yang akan mereka gunakan. Beragam aplikasi seperti Indriver, Maxim, Gojek, hingga Grab menjadi pilihan bagi pengguna.

Oleh karenanya, semakin murah tarif dari aplikasi ojol, maka makin banyak pula masyarakat yang tertarik menggunakan jasa perusahaan tersebut. Hal ini lantas memengaruhi pendapatan para pengemudi ojol.

Seperti yang diungkapkan Ambri (41), salah satu pengemudi Grab yang mengatakan bahwa menjamurnya ojol memengaruhi pendapatannya.

"Kalau saya sih berpengaruh ya. Lebih sedikitlah pendapatannya. Sekarang driver juga udah banyak," kata Ambri saat ditemui Kompas.com di Shelter Gojek Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (13/1/2023).

Baca juga: Cerita Ojol Pakai Motor Listrik Sewaan, Kadang Pendapatan Cuma Cukup untuk Bayar Sewa

"Tarif Grab agak beda dikit dengan Gojek. Berpengaruh sama adanya saingan, misalnya Maxim lebih ramai (digunakan pengguna) karena mungkin dia murah," ujarnya lagi.

Lain hal dengan pengemudi Gojek bernama Dilong (29) yang mengatakan bahwa perbedaan tarif justru menguntungkan baginya.

Menurut Dilong, tarif Gojek sedikit lebih tinggi ketimbang pesaingnya. Kondisi ini membuat driver lebih banyak mengantongi pendapatan dari perusahaan.

"Untuk Gojek sejauh yang saya rasakan sih enggak ada, enggak ada yang pengaruh. Soal perbedaan tarif mungkin Rp 1.000-Rp 2.000," kata Dilong.

Kenaikan argo saat waktu tertentu

Dilong kemudian menjelaskan, di waktu tertentu seperti saat hujan atau jam sibuk terjadi perbedaan harga pada aplikasi Grab dan Gojek yang disebut lonjakan argo.

Namun, menurut Dilong, tarif dari aplikasi Gojek tak selalu lebih tinggi dari Grab.

"Tergantung situasi di lapangan kalau misalnya kayak lagi hujan atau sehabis hujan, entah itu customer Gojek atau Grab order bisa mahal banget," ujar Dilong.

Baca juga: Rencana Subsidi Motor Listrik, Dinilai Salah Sasaran tetapi Menguntungkan Ojol

Meski tarif naik saat hujan, sebagian pengemudi Grab memilih tak menerima pesanan penumpang.

Ambri mengungkapkan, kondisi itu terjadi lantaran kenaikan tarif yang terbilang murah.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, banyak pengemudi memilih untuk berhenti menerima pemesanan ketika hujan.

Suara notifikasi dari ponsel mereka satu persatu berbunyi, menandakan adanya penumpang yang memesan jasa ojol. Tetapi, hanya sedikit pengemudi yang bergerak untuk mengantarkan penumpang di kala hujan deras mengguyur kawasan Tanah Abang pada Jumat sore.

"Kalau hujan begini tarif melonjak, tapi kalau hujan saya enggak akan narik. Tarif naiknya sedikit, daripada hujan-hujanan," ujar Ambri.

Baca juga: Kisah Ojol yang Pakai Motor Listrik, Bisa Dapat Rp 600.000 dengan Modal Rp 40.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com