TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Seorang pengemudi ojek online (ojol) di Tangerang Selatan bernama Angga (23) mengaku menggunakan motor listrik lantaran terpaksa.
Warga Pamulang ini tidak punya pilihan lain selain menggunakan motor listrik, lantaran tidak memiliki kendaraan pribadi.
Angga mengaku sudah menjadi pengemudi ojol sejak 2018, tetapi baru sekitar 18 bulan menggunakan motor listrik.
"Terpaksa karena enggak ada kendaraan lain. Kendaraan sebelumnya ditarik leasing, waktu itu lagi pandemi, lagi sepi-sepinya orderan. Akhirnya ditawarin pakai ini," ujar Angga saat ditemui di kawasan Bintaro, Tangsel, pada Selasa (20/12/2022).
"Rata-rata yang ambil motor listrik karena enggak punya motor buat narik," lanjut dia.
Baca juga: Kisah Ojol yang Pakai Motor Listrik, Bisa Dapat Rp 600.000 dengan Modal Rp 40.000
Angga menggunakan kendaraan listrik setelah mendapat tawaran dari perusahaan mitra penyedia aplikasi ojol.
Tanpa berpikir panjang, Angga langsung menerima tawaran itu karena tidak memiliki kendaraan untuk bekerja.
Akan tetapi, biaya sewa motor listrik sebesar Rp 50.000 per hari cukup memberatkan baginya. Sebab, penghasilannya setiap hari tidak selalu banyak.
Terlebih, Angga hanya mengambil order pengantaran makanan dan paket, tidak mengantar penumpang.
"Syarat sewanya sehari Rp 50.000, dipotong dari saldo di aplikasi. Kalau lagi parah, cuma enam orderan, cukup buat sewa doang. Narik enggak narik, segitu (biaya sewa motor listriknya)," jelas Angga.
Baca juga: Cerita Pengemudi Ojol Beralih ke Motor Listrik Sewa, Jauh Lebih Irit
Angga mengaku tidak berani mengambil order mengantar-jemput penumpang lantaran hal itu berpengaruh pada semakin borosnya pemakaian baterai.
"Saya sih fokus ke makanan sama paket, soalnya kalau bawa penumpang risikonya banyak. Baterainya lebih boros, ini juga prinsipnya enggak bisa jauh-jauh, kapasitasnya 60 km 1 baterai," kata Angga.
"Kalau dua orang yang naik (motor), ngaruh ke baterainya, cepat abis," lanjut dia.
Paling jauh, Angga hanya berani mengemudi ke arah Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Selama menggunakan transportasi tenaga listrik itu, ia tidak pernah berani berkendara lebih jauh dari Tanah Abang karena takut baterai tidak mencukupi.
Baca juga: Soal Subsidi Motor Listrik, Pengemudi Ojol: Pasti Berat Bayar Cicilan dan Biaya Baterainya...
Selain itu, pendapatan harian yang tidak seberapa selama pandemi Covid-19 membuat Angga kian terbebani dengan tarif sewa motor listrik yang diterapkan perusahaan mitra.
"Sehari paling ramai kalau belum dipotong sewa molis (motor listrik) Rp 200.000. Itu kalau lagi ramai banget, sekitar 20 orderan ke atas. Ya gitu, kadang stabilnya di 13 orderan. Kalau sepi, enam atau tujuh (orderan)," kata Angga.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.