Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/12/2022, 06:29 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Seorang pengemudi ojek online (ojol) di Tangerang Selatan bernama Angga (23) mengaku menggunakan motor listrik lantaran terpaksa.

Warga Pamulang ini tidak punya pilihan lain selain menggunakan motor listrik, lantaran tidak memiliki kendaraan pribadi.

Angga mengaku sudah menjadi pengemudi ojol sejak 2018, tetapi baru sekitar 18 bulan menggunakan motor listrik.

"Terpaksa karena enggak ada kendaraan lain. Kendaraan sebelumnya ditarik leasing, waktu itu lagi pandemi, lagi sepi-sepinya orderan. Akhirnya ditawarin pakai ini," ujar Angga saat ditemui di kawasan Bintaro, Tangsel, pada Selasa (20/12/2022).

"Rata-rata yang ambil motor listrik karena enggak punya motor buat narik," lanjut dia.

Baca juga: Kisah Ojol yang Pakai Motor Listrik, Bisa Dapat Rp 600.000 dengan Modal Rp 40.000

Angga menggunakan kendaraan listrik setelah mendapat tawaran dari perusahaan mitra penyedia aplikasi ojol.

Tanpa berpikir panjang, Angga langsung menerima tawaran itu karena tidak memiliki kendaraan untuk bekerja.

Akan tetapi, biaya sewa motor listrik sebesar Rp 50.000 per hari cukup memberatkan baginya. Sebab, penghasilannya setiap hari tidak selalu banyak.

Terlebih, Angga hanya mengambil order pengantaran makanan dan paket, tidak mengantar penumpang.

"Syarat sewanya sehari Rp 50.000, dipotong dari saldo di aplikasi. Kalau lagi parah, cuma enam orderan, cukup buat sewa doang. Narik enggak narik, segitu (biaya sewa motor listriknya)," jelas Angga.

Baca juga: Cerita Pengemudi Ojol Beralih ke Motor Listrik Sewa, Jauh Lebih Irit

Angga mengaku tidak berani mengambil order mengantar-jemput penumpang lantaran hal itu berpengaruh pada semakin borosnya pemakaian baterai.

"Saya sih fokus ke makanan sama paket, soalnya kalau bawa penumpang risikonya banyak. Baterainya lebih boros, ini juga prinsipnya enggak bisa jauh-jauh, kapasitasnya 60 km 1 baterai," kata Angga.

"Kalau dua orang yang naik (motor), ngaruh ke baterainya, cepat abis," lanjut dia.

Paling jauh, Angga hanya berani mengemudi ke arah Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Selama menggunakan transportasi tenaga listrik itu, ia tidak pernah berani berkendara lebih jauh dari Tanah Abang karena takut baterai tidak mencukupi.

Baca juga: Soal Subsidi Motor Listrik, Pengemudi Ojol: Pasti Berat Bayar Cicilan dan Biaya Baterainya...

Selain itu, pendapatan harian yang tidak seberapa selama pandemi Covid-19 membuat Angga kian terbebani dengan tarif sewa motor listrik yang diterapkan perusahaan mitra.

"Sehari paling ramai kalau belum dipotong sewa molis (motor listrik) Rp 200.000. Itu kalau lagi ramai banget, sekitar 20 orderan ke atas. Ya gitu, kadang stabilnya di 13 orderan. Kalau sepi, enam atau tujuh (orderan)," kata Angga.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi, Warga Pralansia Diminta Lengkapi Vaksinasi

Kasus Covid-19 Naik Lagi, Warga Pralansia Diminta Lengkapi Vaksinasi

Megapolitan
Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Tak Pernah Tunjukkan Kartu Identitas ke Pengurus RT

Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Tak Pernah Tunjukkan Kartu Identitas ke Pengurus RT

Megapolitan
Rute Transjakarta 6B Ragunan-Balai Kota via Semanggi

Rute Transjakarta 6B Ragunan-Balai Kota via Semanggi

Megapolitan
Dinkes DKI Ungkap Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Lagi sejak November 2023

Dinkes DKI Ungkap Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Lagi sejak November 2023

Megapolitan
Ayah Pembunuh 4 Bocah di Jagakarsa Tak Ditangkap Usai Dilaporkan Aniaya Istri, Polisi Kesulitan?

Ayah Pembunuh 4 Bocah di Jagakarsa Tak Ditangkap Usai Dilaporkan Aniaya Istri, Polisi Kesulitan?

Megapolitan
Rute Transjakarta 6A Ragunan - Balai Kota via Kuningan

Rute Transjakarta 6A Ragunan - Balai Kota via Kuningan

Megapolitan
Rute Transjakarta 10H Tanjung Priok-Bundaran Senayan

Rute Transjakarta 10H Tanjung Priok-Bundaran Senayan

Megapolitan
Rute Transjakarta 3H Stasiun Pesing-Kota

Rute Transjakarta 3H Stasiun Pesing-Kota

Megapolitan
Pria Tewas Usai Terobos Pelintasan Kereta di Senen, Terseret hingga Lima Meter

Pria Tewas Usai Terobos Pelintasan Kereta di Senen, Terseret hingga Lima Meter

Megapolitan
Siswa SD di Bekasi yang Di-'sliding' dan Kakinya Diamputasi Meninggal Dunia

Siswa SD di Bekasi yang Di-"sliding" dan Kakinya Diamputasi Meninggal Dunia

Megapolitan
Tangkap Pengedar Narkoba di Kalideres, Polisi Amankan 513 Gram Sabu

Tangkap Pengedar Narkoba di Kalideres, Polisi Amankan 513 Gram Sabu

Megapolitan
Pergoki Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Aniaya Istri, Warga: Jidat Korban sampai Benjol

Pergoki Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Aniaya Istri, Warga: Jidat Korban sampai Benjol

Megapolitan
Tak Setuju RUU DKJ, Fahira Idris: Gubernur Jakarta Harus Dipilih Langsung oleh Rakyat

Tak Setuju RUU DKJ, Fahira Idris: Gubernur Jakarta Harus Dipilih Langsung oleh Rakyat

Megapolitan
Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Dikenal Tertutup, Tak Pernah Ngobrol dengan Tetangga

Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Dikenal Tertutup, Tak Pernah Ngobrol dengan Tetangga

Megapolitan
'Hujan' Kritik Penghapusan Pilkada Jakarta dalam RUU DKJ, Disebut Kebiri Hak Rakyat dan Balik ke Orba

"Hujan" Kritik Penghapusan Pilkada Jakarta dalam RUU DKJ, Disebut Kebiri Hak Rakyat dan Balik ke Orba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com