Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasutri Tersangka Penganiaya Balita di Pasar Rebo Dikenal Jarang Bersosialisasi dengan Tetangga

Kompas.com - 19/01/2023, 22:57 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RT 005 RW 001 Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sudiyono mengungkapkan keseharian Antonius Sirait dan Titin Hariyani.

Antonius dan Titin adalah tersangka penganiaya balita berinisial AF (2) di Kelurahan Pekayon.

"Sehari-harinya Titin jualan bensin, suaminya narik angkot 06. Mereka di sini baru, jadi kalau interaksi kayaknya (kurang). Mereka pulang malam, berangkat pagi. Jadi kalau sama tetangga kayaknya kurang bergaul," ungkap Sudiyono di lokasi.

Baca juga: Kontrakan Pasutri yang Diduga Aniaya Balita di Pasar Rebo Tampak Kosong

Sudiyono berujar, keluarga yang baru mengontrak sejak 25 Desember 2021 itu jarang mengobrol dengan tetangga.

"Enggak pernah ngobrol intens. Lewat rumah tetangga tapi selalu nyapa," ujar dia.

Menurut Sudiyono, Antonius dan Titin adalah pribadi yang ramah terhadap tetangga.

Mereka tidak segan untuk menyapa para tetangga yang ditemui dalam perjalanan menuju tempat kerja masing-masing.

RT tidak mengetahui kehadiran AF

Sudiyono mengaku tidak tahu bahwa AF dititipkan ibunya di rumah Antonius dan Titin.

Sudiyono baru tahu ketika mendapat kabar dari pihak puskesmas bahwa ada warganya yang meninggal.

"Pas saya ke sana (puskesmas), saya bilang enggak pernah lihat (balitanya). Kebetulan di situ ada Antonius, dia bilang itu cucunya," ujar Sudiyono.

"Pas mereka dititipin AF enggak ada laporan, makanya saya enggak tahu ada balita. Cuma di lingkungan sana, kanan kiri tahu karena suka ada suara nangis," imbuh dia.

Baca juga: Balita Tewas di Pasar Rebo Diduga Jadi Jaminan Utang Orangtua, Polisi: Masih Kami Dalami

Adapun AF diduga ditelantarkan oleh ibu kandungnya yang bernama Sri Wahyuni sejak April 2022.

Pada Selasa (17/1/2023) malam, AF meninggal setelah dibawa anak Antonius dan Titin ke Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.

Setelah penyelidikan lebih lanjut, Polres Metro Jakarta Timur menyatakan Antonius, Titin, dan Sri sebagai tersangka.

Baca juga: Derita Balita di Pasar Rebo, Tewas Dianiaya Usai Jadi Jaminan Utang Orangtua

AF diduga ditelantarkan oleh ibunya karena dititipkan sebagai jaminan utang kepada kakek dan nenek tirinya, yakni Antonius dan Titin.

Selama AF dititipkan, Sri Wahyuni tidak pernah memberikan nafkah sehingga Antonius dan Titin merasa kesal karena terpaksa memenuhi kebutuhan hidup AF.

Hal itulah yang menjadi motif Antonius dan Titin menganiaya AF secara berulang, mulai dari menyentil, menjewer, menampar, memukul, hingga membanting AF sampai tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com