Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Psikologi Forensik Sebut Ada Kemungkinan Korban Pembunuhan Berantai Wowon cs Lebih dari 9 Orang

Kompas.com - 23/01/2023, 12:55 WIB
Abdul Haris Maulana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan, ada kemungkinan bahwa jumlah korban pembunuhan berantai di Bekasi, Cianjur, dan Garut, Jawa Barat, lebih dari sembilan orang.

Menurut Reza, polisi patut mendalami seberapa jauh kemungkinan para tersangka, khususnya Wowon Erawan alias Aki memiliki pola kepribadian antisosial.

"Dengan pertanyaan seputar pola kepribadian antisosial pada diri tersangka Wowon, pertanyaan berikutnya adalah berapa banyak sesungguhnya pembunuhan yang sudah dilakukan oleh Wowon dan kawan-kawan," jelas Reza dalam sebuah video yang didapat Kompas.com, Senin (23/1/2023).

Reza menuturkan, seseorang yang punya pola kepribadian antisosial memiliki ciri-ciri pendusta, manipulatif, dan menutup-nutupi fakta sepenuhnya terkait kejahatan yang sudah dia lakukan.

Baca juga: Urutan Kematian 9 Korban Trio Pembunuh Berantai: Dimulai dari Halimah, Istri Keempat Wowon

Sementara, untuk menghitung berapa episode pembunuhan yang sudah dilakukan Wowon cs, Reza mengatakan bahwa hal tersebut bisa menggunakan rumus.

"Hari ini anggaplah umur Wowon 65 tahun, tinggal kita cari tahu kapan gerangan Wowon melakukan pembunuhan pertama kalinya," kata Reza.

"Kita bisa pakai asumsi misalnya 27 tahun karena ada riset yang menemukan bahwa pelaku pembunuhan berseri, berjenis kelamin laki-laki pertama kali melakukan aksi pembunuhan rata-rata pada umur 27 tahun," sambungnya.

Reza mengatakan bahwa pembunuh berseri akan mengulangi perbuatannya setiap 35 bulan.

Hal tersebut, kata Reza, berdasarkan riset karena ada data yang menunjukkan cooling of period atau massa jeda antara pembunuhan yang satu dengan pembunuhan berikutnya, berlangsung dalam kurun sekitar 34,5 bulan.

Baca juga: Polisi Ungkap Alasan Dede Ikut Minum Kopi Beracun dalam Kasus Satu Keluarga Diracun di Bekasi

"Jadi kita hitung-hitungan kasar, sekali lagi Wowon pertama kali melakukan pembunuhan anggaplah pada umur 27, maka dia melakukan pembunuhan berikutnya 35 bulan kemudian, begitu seterusnya sampai hari ini dia berumur 65 tahun," ujar Reza.

Berdasarkan hitung-hitungan kasar dengan asumsi sedemikian rupa, Reza mengatakan bahwa paling tidak ada sekitar 10 sampai 11 episode pembunuhan yang dilakukan Wowon.

"Kalau kita terjemahkan ke dalam TKP berarti ada 10 sampai 11 TKP, ada 10 sampai 11 lubang tempat korban dibuang oleh Wowon. Silakan dicari oleh pihak Polda Metro Jaya, berapa lubang lagi, berapa TKP lagi yang masih harus dicari keberadaannya," pungkas Reza.

Sebagai informasi, kasus pembunuhan berantai berhasil terungkap setelah satu keluarga ditemukan tergeletak lemas di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.

Kompas.com/Anggara Kusumaatmaja Infografik: Menelusuri Jejak Pembunuhan Berantai di Cianjur-Garut-Bekasi

Para korban di Bekasi diracun karena mengetahui penipuan dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Wowon bersama adiknya M Dede Solehudin dan rekannya Solihin alias Duloh, di Cianjur dan Garut, Jawa Barat.

Baca juga: Polisi Akan Dalami Keterangan Calon Korban Ke-10 Aksi Pembunuhan Berencana Wowon cs

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com