JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengungkapkan, indeks kemacetan di Ibu Kota diperkirakan di atas 50 persen pada awal 2023.
Latif mengungkapkan hal itu saat Komisi B DPRD DKI Jakarta menggelar rapat bersama Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya, Selasa (24/1/2023).
Menurut dia, angka indeks kemacetan itu tergolong mengkhawatirkan.
"Kami belum hitung di awal 2023. (Namun), kalau saya boleh melihat situasi, (indeks kemacetan di Ibu Kota) sudah di atas 50 persen kembali," ucapnya saat rapat di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa.
Baca juga: Tak Yakin Jalan Berbayar Bisa Atasi Macet, Warga: Enggak Ngaruh!
Latif mengungkapkan, angka indeks kemacetan di atas 50 persen tersebut sama dengan angka indeks kemacetan di Ibu Kota pada 2019, yakni 53 persen.
Katanya, berdasar hasil survei lembaga pemantau kemacetan asal Inggris bernama TomTom, Jakarta menempati kota ke-10 termacet sedunia pada 2019.
"Tentunya, kalau (indeks kemacetan) sudah di angka 50 persen, sudah sangat mengkhawatirkan. Di angka 40 persen, Jakarta itu (sebenarnya) sudah tidak aman," tutur dia.
Baca juga: 9 Klaster Kemacetan di Jakarta dan Cara Menghindarinya Pakai Data
Latif menyebut, pada 2020, indeks kemacetan di Ibu Kota sempat menurun hingga mencapai 36 persen karena pembatasan aktivitas masyarakat saat pandemi Covid-19.
Angka ini terus menurun hingga mencapai 34 persen pada 2021, berdasar alasan yang sama.
Latif menilai, lalu lintas di Ibu Kota yang lengang saat itu terbilang nyaman untuk pengendara kendaraan bermotor.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.