Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda Tanya Besar Selimuti Kasus Pembunuhan Sopir Taksi "Online" di Cimanggis Depok

Kompas.com - 25/01/2023, 05:51 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanda tanya besar menyelimuti kasus dugaan pembunuhan terhadap Sony Rizal Taihitu (59), sopir taksi online yang ditemukan tewas bersimbah darah di samping mobilnya pada Senin (23/1/2023) subuh di Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Hingga saat ini polisi masih belum mengungkapkan motif pembunuhan yang terjadi di Perumahan Bukit Cengkeh 1, Tugu, Cimanggis, tersebut.

Kepolisian Resor (Polres) Metro Depok mengatakan bahwa kasus pembunuhan terhadap Sony saat ini sudah dilimpahkan ke Polda Metro Jaya.

"Ditangani Polda," ujar Kapolres Metro Depok, Kombes Ahmad Fuady, Selasa (24/1/2023), saat ditanyai soal perkembangan kasus.

Ia tidak membeberkan alasan mengapa penyelidikan kasus tersebut berpindah tangan.

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Fakta Baru Pembunuh Berantai Wowon dkk | Misteri Kematian Sopir Taksi Online | Wowon dkk Punya Rekening Berisi Rp 1 Miliar

Sementara itu, anak laki-laki dari Sony Rizal Taihatu (60), yakni Darmansyah (39) mengungkapkan bahwa sampai ayahnya dimakamkan, belum ada informasi detil dari polisi mengenai penyebab kematian ayahnya.

"Itu (informasi dari polisi) masih simpang siur, karena dari pihak polisi, belum dapat kabar apa-apa," ujar Darmansyah kepada awak media di TPU Mangunjaya, Selasa (24/1/2023).

Keluarga Sony meminta agar polisi dapat segera mengusut kasus ini dan menangkap pelaku.

"Mudah-mudahan pihak kepolisian cepat mengungkap yang seperti ini, agar pengemudi yang lain, lebih nyaman mencari nafkah. Buat polisi agar jangan berlarut-larut," harap Darmansyah.

Baca juga: Tragisnya Sopir Taksi Online Dibunuh di Depok, Sempat Menyetir Cari Pertolongan dengan Tubuh Penuh Luka

 

Sebelumnya diberitakan, Sony yang merupakan warga Mekarsari, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ditemukan tewas di samping mobilnya, Toyota Avanza Merah, pada Senin subuh.

Berdasarkan keterangan saksi mata bernama Suryanto, korban sempat berteriak minta tolong dari dalam mobilnya yang berjalan pelan dari arah Perumahan Bukit Cengkeh 2.

Suryanto yang merupakan petugas keamanan setempat kemudian segera mendatangi rekannya untuk meminta kunci portal dan membukakan akses jalan menuju mobil tersebut.

Saat petugas keamanan itu kembali dan mendekat ke arah mobil, didapati korban sudah bersimbah darah, tergeletak di samping mobilnya.

"Dia teriak-teriak minta tolong, terus saya starter (menyalakan) motor, minta tolong lagi sama yang megang kunci. Terus saya balik ke sini, posisi korban sudah tergeletak," tutur Suryanto.

Baca juga: Minim Informasi Soal Tewasnya Sopir Taksi Online di Depok, Keluarga: Polisi Belum Kasih Kabar Apa-apa...

Suryanto menegaskan, tidak ada orang lain di dalam mobil atau pun di sekitar lokasi kejadian.

Ketua RT setempat bernama Riko Marjoni mengatakan, korban mendapatkan luka sayatan di beberapa bagian tubuhnya. Bahkan, sebilah pisau masih tertancap di leher korban.

"Sajam-nya (senjata tajam) masih nempel di leher, pisau kecil," kata Riko. Luka sayatan juga tampak di bagian perut dan lengan korban.

(Penulis : M Chaerul Halim, Joy Andre/ Editor : Ihsanuddin, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Nursita Sari, Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com