Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat 2 Anggota Komplotan “Serial Killer” Malah Ditipu Rekan Sendiri, Baru Tahu bahwa Dalang Pembunuhan Fiktif

Kompas.com - 27/01/2023, 05:30 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mengungkapkan bahwa dua dari tiga komplotan pembunuh berantai di Cianjur dan Bekasi, Jawa Barat, ternyata ditipu rekannya sendiri selama beraksi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, dua tersangka pembunuhan berantai yang bernama Solihin alias Duloh (63) dan M. Dede Solehudin (35) mengaku baru tahu bahwa sosok Aki Banyu adalah rekannya Wowon Erawan (60).

"Duloh dan Dede baru tahu pada proses pemeriksaan ini bahwa Wowon adalah Aki Banyu. Ini karena suaranya berbeda dan hanya bisa dikomunikasikan melalui handphone," ujar Trunoyudo dalam keterangannya, Kamis (26/1/2023).

Adapun tokoh Aki Banyu sengaja dibuat oleh Wowon untuk melancarkan tipu muslihatnya kepada korban penipuan, sekaligus menggerakkan kedua anggota komplotannya dari balik layar.

"Aki Banyu ini yang memerintahkan untuk melakukan pembunuhan. Modus atau cara untuk membunuh korban, sebagai contoh ada yang dicekik, ada yang diracik (racun). Kemudian untuk korban agar sukses harus menyeberang laut," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi, Senin (24/1/2023).

Baca juga: Cerita Hana, TKW yang Nyaris Jadi Korban Pembunuh Berantai Wowon dkk

Pengungkapan kasus

Pembunuhan berantai itu terungkap setelah satu keluarga ditemukan tergeletak lemas di rumah kontrakan mereka di Ciketing Udik, Bantargebang, Bekasi, Kamis (12/1/2023).

Mereka ternyata diracun karena mengetahui ulah Wowon dkk yang sebelumnya membunuh para korban penipuan mereka, yakni sejumlah tenaga kerja wanita (TKW).

Sejauh ini polisi menemukan 11 TKW telah menjadi korban penipuan dari komplotan tersebut.

Para korban diminta mengirimkan sejumlah uang kepada tersangka Dede melalui transfer ke rekening bank atau wesel yang nantinya akan diambil di kantor pos.

Uang tersebut dijanjikan pelaku akan dilipatgandakan dengan kemampuan supranatural yang dimiliki.

"Dua jenis pengirimannya, melalui rekening maupun melalui western union atau sejenis wesel yang bisa diambil di kantor pos, pegadaian, dan lain sebagainya," tutur Hengki.

Baca juga: Daftar 11 TKW yang Jadi Korban Penipuan Pembunuh Berantai Wowon dkk: 2 Dibunuh dan 1 Berhasil Lolos dari Maut

Korban yang menagih uang mereka kepada komplotan ini, yakni Siti dan Farida, kemudian dibunuh. Siti diduga dibunuh dengan cara diceburkan ke laut dari atas kapal saat perjalanan menuju Mataram.

Sementara itu, korban Farida diduga dibunuh dan dikubur di lubang galian dekat rumah pelaku di Cianjur, Jawa Barat.

Korban lain yang dibunuh Wowon dkk adalah Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17).

Mirisnya, Ai Maimunah merupakan istri Wowon sendiri, sedangkan dua korban tewas lain adalah anak Ai Maimunah dengan mantan suaminya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com