Rasyid melaporkan kasus tersebut dengan membawa sejumlah barang bukti agar dapat ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian.
Adapun, sejumlah barang bukti yang dimaksud sekarung ular kobra hitam yang jumlahnya diperkirakan mencapai sekitar 20 ekor.
Lalu, tim kuasa hukum juga melampirkan rekaman CCTV yang merekam aksi pelaku melemparkan karung berisi ular kobra hitam itu ke halaman belakang rumah Wahidin Halim.
Baca juga: Selalu Aman Selama 42 Tahun Berpolitik, Wahidin Duga Teror Ular Kobra Ditujukan ke Anies Baswedan
Rekaman CCTV lebih dari satu titik itu juga dimasukkan ke dalam lampiran laporan perkara ini, beserta tiga orang saksi.
Rasyid menjelaskan, laporan yang mereka buat itu meminta pihak kepolisian menyelidiki lebih lanjut tindak pidana percobaan pembunuhan sesuai dengan Pasal 338 jo Pasal 53 KUHP.
“Yang dikenakan Pasal 338 karena kami anggap ini percobaan yang membahayakan karena ular ini berbisa dan dalam jumlah yang besar,” ujar Rasyid saat dijumpai di Polres Metro Tangerang Kota, Kamis.
Menurut Rasyid, jelas sekali tindakan pelemparan sekarung ular kobra hitam itu bukan lagi tindakan teror biasa.
Aksi tersebut sangat membahayakan, tidak hanya untuk Wahidin Halim dan keluarga saja yang ada di rumah itu.
Baca juga: Rumah Wahidin Halim Dilempari Sekarung Ular Kobra saat Ada Pertemuan dengan Anies Baswedan
Melainkan juga membahayakan banyak orang, di mana pada hari tersebut ada pertemuan akbar yang digelar Wahidin Halim menyambut kedatangan Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
“Jelas kena Pasal 338 itu, karena ini percobaan pembunuhan dalam menghilangkan nyawa orang lain,” jelasnya.
“Memang karena ukurannya kecil (ular kobra di dalam karung) tapi tetap sangat berbahaya dan bisa menyebabkan meninggal,” tambah dia.
Dikarenakan pada hari tersebut ada pertemuan akbar dengan Anies Baswedan, muncul kabar bahwa aksi teror di rumah WH adalah sebuah rekayasa dari pemilik rumah sendiri.
Atas isu tersebut, Rasyid mengatakan, tidak ada rekayasa dalam teror pelemparan sekarung ular kobra hitam di halaman rumah kliennya itu.
“Saya kira itu (teror ular kobra itu rekayasa WH dan Anies) pendapat yang sangat naif,” ujar Rasyid.
Rasyid menegaskan, orang-orang yang menyebutkan teror itu rekayasa ataupun WH sedang bermain playing victim atau seolah-olah korban padahal pelaku, harus berpikir lebih logis lagi.