Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKW Hana Sebut Dua Rekannya Menghilang, Takut Jadi Korban Pembunuhan Berantai Wowon dkk Lainnya

Kompas.com - 27/01/2023, 09:04 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

Sumber Kompas TV

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah korban pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solihin, kemungkinan masih bertambah.

Sebab, salah satu tenaga kerja wanita (TKW) yang menjadi korban penipuan penggandaan uang Wowon dkk, yakni Hana mengaku bahwa dua rekannya sesama TKW menghilang.

"Saat ini saya masih mencari teman saya, sahabat saya, Nene beserta Evi masih dicari keberadaannya. Saya belum tahu di mana mereka berada sekarang," ungkap Hana, dikutip dari YouTube KOMPAS TV, Jumat (27/1/2023).

Nene dan Evi sendiri merupakan dua dari 11 TKW yang menjadi korban penipuan pembunuh berantai Wowon dkk.

Baca juga: TKW Korban Penipuan Wowon dkk Bermunculan, Ada yang Tertipu Rp 200 Juta hingga Nyaris Kehilangan Nyawa

Sebelumnya polisi telah merilis daftar 11 TKW korban penipuan pembunuh berantai Wowon cs, yaitu, Yeni, Farida, Siti Fatimah, Aslem, Entin, Hamidah, Evi, Hana, Yanti, Nene, dan Sulastini.

Nasib dua dari 11 TKW tersebut berakhir tragis. Keduanya, yakni Siti Fatimah dan Farida dibunuh oleh Wowon cs karena kerap menagih uang yang telah disetorkan untuk digandakan.

Sehubungan dengan hal yang disampaikan oleh Hana, pihak kepolisian masih terus menyelidiki kasus pembunuhan Wowon dkk.

Polisi masih fokus mencari kemungkinan korban lainnya dalam kasus pembunuhan berantai Wowon dkk, yang mana sejauh ini jumlahnya ada sembilan orang.

Baca juga: Bisa Kelabui Puluhan Korban, Begini Trik Wowon Gandakan Uang

"Penyidikan ini belum selesai ya, belum tuntas. Kita bersama-sama cukup prihatin, ini menjadi perhatian publik dan ini soal kemanusiaan," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko.

"Sekali lagi kita sampaikan kekejian ini, kejahatan ini harus tuntas dan kemudian agar tidak ada korban-korban lainnya," sambungnya.

Lebih lanjut, pemeriksaan saksi-saksi juga terus dilakukan pihak penyidik untuk mencari fakta yang bisa membantu penyidikan kasus Wowon dkk.

"Jadi menunggu progresnya tentu proaktif penyidik mencari korban-korban ini menjadi langkah tindak lanjut setelah ini," tutur Trunoyudo.

Baca juga: Wowon dkk Ancam Korbannya Akan Tertimpa Musibah jika Tanyakan Keberadaan Uang Mereka

Sebagai informasi, pembunuhan berantai ini terungkap setelah satu keluarga ditemukan tergeletak lemas di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.

Para korban di Bekasi diracun karena mengetahui penipuan dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Wowon Erawan alias Aki (60), bersama M Dede Solehudin (35), dan Solihin alias Duloh (64) di Cianjur.

Dalam aksinya, para pelaku mencampurkan pestisida dan racun tikus ke dalam kopi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com