Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Sekarung Ular Kobra di Rumah Wahidin Halim, Pengamat: Kental dengan Unsur Politik

Kompas.com - 27/01/2023, 20:16 WIB
Ellyvon Pranita,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Teror berupa pelemparan sekarung ular kobra hitam di rumah mantan Gubernur Banten Wahidin Halim menjelang pertemuan dengan Anies Baswedan dinilai lekat dengan unsur politik.

Hal ini disampaikan oleh pengamat politik dan kebijakan publik Adib Miftahul kepada Kompas.com, Jumat (27/1/2023).

Satu karung jaring berwarna hijau yang berisi sekitar 20 ekor ular kobra itu dilempar oleh orang tak dikenal ke halaman belakang rumah Wahidin Halim (WH) sekitar pukul 03.00 WIB, Rabu (25/1/2023).

Adib mengatakan, kedatangan mantan Gubernur DKI Jakarta pada hari itu hanyalah sebagai safari silahturahmi, sebagaimana sudah disebutkan oleh pihak penyelenggara acara.

Baca juga: Teror Sekarung Ular Kobra di Rumah Wahidin Halim, Kuasa Hukum: Yang Bilang Rekayasa Sungguh Naif

“Bisa dikatakan seperti itu (ada unsur politik),” kata Adib.

"Saya kira ini tidak bisa dinafikan pertemuan mereka adalah pertemuan politik suksesi 2024 dalam skala nasional, jadi jelas menurut saya," tambah dia.

Adib menjelaskan, nuansa politik sudah mulai terasa sejak tahun ini.

Terlebih, Anies sudah diusung sebagai kandidat calon presiden di Pemilu 2024 mendatang.

"Ini kan pertemuan juga sangat kental, mungkin ini yang menimbulkan efek negatif kepada lawan politiknya," ujarnya.

Baca juga: Wahidin Halim Tak Tambah Pengamanan di Rumahnya Usai Teror Sekarung Ular Kobra

Adib menyarankan, sebaiknya para petinggi partai politik ataupun kandidat di pemilu nanti jangan dulu bersafari politik karena tahapan Pemilu 2024 belum dimulai.

"Ini sebenarnya hanya soal segi etika dan moralitas yang seharusnya legawa dan juga mengurangi safari-safari politik dihentikan," ucap dia.

"Saya kira saya tidak bisa mengatakan seperti itu karna ini adalah momentum politik, tahun politik ini saya kira ada trigger-trigger (pemicu) lain," imbuh dia.

Kronologi kejadian

Wahidin menceritakan, teror itu terjadi sekitar pukul 03.00 WIB.

Berdasarkan rekaman CCTV, terdapat dua orang mengendarai satu kendaraan roda dua yang membawa karung.

Karung jaring berwarna hijau itu ternyata berisi 20 ekor ular kobra hitam itu kemudian dilemparkan melewati pagar hingga masuk ke halaman belakang rumahnya.

Petugas jaga yang mendengar suara jatuh itu langsung berjalan mendekati sumber suara.

Baca juga: Teror Sekarung Ular Kobra di Rumah Wahidin Halim Menjelang Pertemuannya dengan Anies Baswedan

Ternyata ada karung berupa jaring berwarna hijau berisi puluhan ular kobra itu tidak diikat dengan kuat, bahkan cenderung terbuka pada bagian atasnya.

Pelaku hanya menggulung karung jaring tersebut, sehingga petugas penjaga secara spontan mengambil bangku untuk menutupi karung agar ular tidak keluar.

"Dibuang (sekarung ular kobra hitam) ke pos belakang, dan untung didengar oleh penjaga keamanan. Lalu didekati isinya ada ular dalam keadaan karung terbuka. Tapi ularnya enggak keluar. Diambil, ditekan karungnya, lalu diikat. Di bawa keluar dalam keadaan terikat," tutur Wahidin Halim.

Pada hari itu, kediaman Wahidin Halim tengah bersiap-siap untuk menyambut Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com