Pada halaman masjid itu terdapat makam di antaranya makam Pangeran Syarif Hamid dari Pontianak yang riwayat hidupnya ditulis di koran Javabode pada 17 Juli 1958.
"Dewasa ini, masjid tersebut biasa disebut Masjid Al-Anwar atau Masjid Angke," kata Rachmat.
Kemudian, Kampung Bali juga menjadi nama salah satu kelurahan di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Meski sempat terkenal sebagai wilayah peredaran narkoba pada 1995-2005, kawasan itu juga punya latar belakang sejarah.
Dalam buku "Kampung Tua di Jakarta" terbitan Dinas Museum dan Sejarah Provinsi DKI Jakarta, Kampung Bali disebut demikian karena dahulunya banyak orang-orang Bali yang tinggal di sana.
Baca juga: Kilas Balik Sejarah Jakarta: Asal-usul Nama Kampung Bali di Tanah Abang
Adapula yang menyebutkan keberadaan orang Bali di Jakarta bermula dari kebijakan Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterszoon Coen yang mendatangkan orang-orang dari luar Jakarta pada paruh pertama abad ke-17.
Coen kala itu menghancurkan Jayakarta (nama lama Batavia atau Jakarta), lalu mengusir penduduk asli Jayakarta.
"Penghuninya melarikan diri meninggalkan wilayah ini," tulis Mona Lohanda dalam Sejarah Para Pembesar Mengatur Batavia.
Namun, pendapat itu dibantah Mathar Kamal, seorang pegiat sejarah dan budaya Tanah Abang. Menurut Mathar, nama Kampung Bali tak ada kaitannya dengan asal penduduk.
Dia lalu menyatakan nama Kampung Bali berasal dari geometri wilayah tersebut. Pendapat tersebut mengikuti pendapat Ridwan Saidi dalam buku Jakarta dari Majakatera hingga VOC.
Ridwan menambahkan, kata "Bali" berasal dari bahasa Mesir yang artinya memutar atau melingkar.
"Pandanglah Kampung Bali dari titik Tenabang Bukit, akan terlihat geometri kampung itu melingkar-lingkar," tulis Ridwan Saidi.
(Penulis : Larissa Huda | Rindi Nuris Velarosdela)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.