Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegawainya Ditonjok Pengemudi Ojol, RamenYA Belum Bisa Cek CCTV

Kompas.com - 07/02/2023, 05:58 WIB
Xena Olivia,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - RamenYA cabang Lippo Mall Puri belum bisa melakukan pengecekan CCTV untuk mengungkap penganiayaan terhadap pegawainya oleh pengemudi ojek online (ojol).

Hal ini dikarenakan hanya pihak kepolisian yang berwenang mengambil rekaman CCTV tersebut.

Menurut Leader RamenYA Lippo Mall Puri, Recha, saat ini proses pelaporan pelaku berada dalam tahap pencarian saksi agar kasus dapat diselidiki lebih lanjut.

Baca juga: Pegawai RamenYA Diduga Ditonjok Ojol di Lippo Mall Puri, Matanya Lebam

"Sudah ketemu satu, driver yang menyusul bersama korban sudah ketemu kontaknya. Udah mau jadi saksi, tinggal cari satu lagi," ujar Recha kepasa Kompas.com, Senin (6/2/2023).

"CCTV juga ada, tapi yang boleh ambil pihak kepolisian. CCTV di parkiran," tambahnya.

Sementara itu, Recha juga mengatakan bahwa korban telah menjalani pemeriksaan dan divisum.

"Udah di rumah, udah sempet diperiksa dan divisum juga," tuturnya.

Baca juga: Pengemudi Ojol Telepon Ambulans Setelah Lihat Mahasiswa UI Ditabrak Pensiunan Polri

Berdasarkan penjelasan Recha, hanya pihak kepolisian yang dapat mengambil rekaman CCTV di tempat kejadian perkara. Itulah sebabnya belum ada rilis rekaman CCTV saat kejadian terjadi.

Kejadian penganiayaan ini terjadi pada Jumat, (3/2/2023) lalu sekitar pukul 17.30 WIB di lapangan parkir khusus ojol, Lippo Mall Puri, Jakarta Barat.

Pelaku kemudian dilaporkan kepada Kepolisian Kembangan pada Sabtu (4/2/2023).

Korban (YF) ditonjok pelaku, seorang pengemudi ojol (IIR), karena kesalahpahaman terkait pesanan pembeli. Pelaku bersikeras mengambil pesanan yang merupakan milik ojol lain dan langsung pergi, hingga akhirnya disusul oleh korban dan pengemudi ojol pemilik pesanan yang salah diambil pelaku.

Baca juga: Tanggapi Demo Ojol Tolak ERP, Heru Budi Sebut Penyusunan Aturan Jalan Berbayar Masih Lama

Setelah menukar pesanan yang salah, pelaku menonjok mata kanan korban dan menuntut permintaan maaf.

Rekan kerja korban di RamenYA Lippo Mall Puri, Bella, menjelaskan bahwa korban menolak minta maaf.

"Karena memang temen saya enggak salah gitu, 'kan," katanya.

"Akhirnya teman saya sempet ngomong kasar, ya karena kok enggak salah ditonjok, gitu."

Korban dilaporkan sempat menghindar karena kaget. Sementara itu, pengemudi ojol yang menjadi saksi juga tidak membantu dan hanya menyuruh korban kembali ke restoran.

Hingga 6 Februari 2023 malam hari, belum ada komentar lebih lanjut dari Kepolisian Kembangan terkait tindak lanjut pelaporan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com