Apabila F bertindak nakal, mereka pun mengatakan bahwa hal tersebut wajar dilakukan oleh anak sepantarannya dan tidak sepatutnya dianiaya.
Namun, peringatan tidak digubris. Kejadian pun berlangsung selama setidaknya dua bulan belakangan.
"Sempat ada biru-biru di mukanya (F). Pas ditanya kenapa, katanya (M) karena kena lato-lato," jelas Sadan.
Hal ini membuat warga setempat termasuk Sadan merasa risih.
Mereka akhirnya melaporkan M ke RT setempat. Laporan kemudian ditindaklanjuti ke tingkat kelurahan.
"Lurah langsung datang dan saya juga sempat ditanya-tanya oleh lurah terkait hal itu (penganiayaan)," ujar Sadan.
Jainudin mengatakan bahwa awalnya M tidak mengakui perbuatannya.
"Awalnya dia (M) mengaku bukan penganiayaan. Kadang-kadang dicakar sendiri, kadang jatuh sendiri. Tapi kita tanya terus dan sebagian M mengakui (bahwa F) ada yang ia gigit, ada ia cubit," tutur dia.
Adapun pihak Jainudin mendapat laporan tentang dugaan penganiayaan anak di bawah umur dari RT setempat.
Kemudian, bersama dengan pihak RT, Jainudin beserta jajarannya langsung menuju rumah M.
"Saat datang ke lokasi, Alhamdulillah anaknya masih ada bersama ibunya. Kemudian kita interogasi," ujar dia.
Baca juga: Ibu Sambung Aniaya Balita di Rawa Terate, Diinterogasi RT dan Satpol PP sampai Mengaku
Saat tiba di rumah M, Jainudin mengungkapkan bahwa pihaknya sempat mendapat penolakan.
Menurut dia, ada kemungkinan M merasa bersalah karena sudah menganiaya F dan takut melihat seragam orang-orang kelurahan dan Satpol PP.
"Ibunya juga memeluk anaknya, tidak mau dilepas. Tapi pelan-pelan kita lakukan secara persuasif. Awalnya juga menolak (diinterogasi), tapi lambat laun ibunya mengakui perbuatannya," imbuh Jainudin.
Pada saat itu, pihaknya sempat melihat ada lebam yang cukup parah pada tubuh F.