Aroma pesing tikus seketika menguar di dalam ruangan itu. Terlihat pula tangga kayu yang dijadikan sang pemilik untuk ke ruangan di lantai atas.
Baca juga: Rute KRL Diperpendek untuk Urai Kepadatan Penumpang akibat Gangguan di Stasiun Manggarai
Sebelum hidup sebatang kara, Mak Mben rupanya pernah tinggal satu atap dengan anak dan cucunya.
Mak Mben mengatakan bahwa anaknya yang berinisial B sudah meninggal dunia sekitar satu tahun lalu.
B meninggal saat mendekam di dalam jeruji besi karena kasus pelecehan seksual terhadap anak. Sepengetahuan Mak Mben, cucunya yakni A, sedang berada di pesantren.
"Katanya A di Pesantren. Kata adik saya 'enggak usah ngurusin Asep, dia anak lalaki ini'. Yang penting kita doain aja supaya dia selamat, biar sehat," tutur Mak Mben.
Baca juga: Pendapatan Turun Drastis saat CFD karena Hujan Deras, PKL Lanjut Jualan di Lokasi Lain
Berdasarkan penuturan tetangganya, A sesungguhnya berada dipenjara sejak tiga bulan lalu karena mengonsumsi narkoba jenis sabu.
Keluarga maupun tetangga tak memberitahu fakta tersebut kepada Mak Mben lantaran tak ingin dia khawatir.
Usai anak dan cucunya tak lagi tinggal di rumah kumuh itu, nenek tersebut pun hidup sendirian.
Mak Mben menyampaikan, setiap hari, adik kandungnya yang bernama Sanan datang untuk membawakan nasi dan lauk pauk.
"Paling Mak dikasih nasi aja sama Sanan (adik). Dia tinggalnya di bajaj, tadinya tinggal sama saya di ruang atas. Dia sendiri yang pengin tidur di bajaj," kata Mak Mben.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.