6. Jalan Kembangan Raya (Sebelum TL)
7. Jalan Outer Ring Road (Pos Polisi)
8. Jalan KH Moh Mansyur (TL Jembatan Lima Roxy)
Baca juga: Jika Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Heru Budi: Kemacetan Tetap Ada...
Selain menutup putaran balik, Pemprov DKI juga berencana menambah jalan satu arah untuk mengatasi permasalahan macet di Jakarta.
"Menambah satu arah di waktu-waktu tertentu, bisa pagi sore, dan itu kan perlu komunikasi dengan masyarakat, perlu komunikasi dengan rekan DPRD, masukan-masukannya," kata Heru Senin (17/10/2022).
Sementara itu, Dishub DKI berencana menerapkan sistem satu arah di tujuh ruas jalan di Ibu Kota.
"Kami melaksanakan prinsip pengaturan sistem satu arah, ada tujuh ruas jalan yang sudah teridentifikasi (untuk menerapkan) sistem satu arah," tutur Syafrin, Selasa (24/1/2023).
Kebijakan electronic road pricing (ERP) atau jalan berbayar elektronik menjadi langkah lain yang bakal dilakukan untuk mengurangi kemacetan di Jakarta.
Baca juga: Heru Budi Serahkan Keputusan Penarikan Raperda ERP ke DPRD DKI
Untuk diketahui, aturan soal ERP tercantum dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pengendalian Lalu Lintas secara Elektronik (PLLE).
Nantinya beberapa ruas jalan di DKI Jakarta akan mirip seperti kendaraan yang melintasi jalan tol, tetapi tidak menggunakan gerbang.
Namun, belum juga diterapkan, rencana penerapan ERP mendapatkan penolakan dari masyarakat, khususnya pengemudi ojek online.
Karena penolakan itu, raperda jalan berbayar atau electronic road pricing sempat akan ditarik. Akan tetapi, Pemprov DKI batal menarik raperda tersebut.
Untuk mengatasi kemacetan, Dinas Bina Marga DKI Jakarta hendak menyambungkan 10 jalan alias membuat missing link di Ibu Kota.
Baca juga: Pemprov DKI Sebut Penyambungan Jalan Lebih Efektif Tangani Macet Dibanding Pelebaran
“Menarik u-turn tidak terlalu banyak. Termasuk Dinas Bina Marga mengaktifkan kembali diusahakan missing link itu dilaksanakan. Jadi jalan-jalan yang masih buntu itu bisa disambung kembali,” urai Heru, Jumat (27/1/2023).
Penyambungan jalan alias membangun jalan tembus (missing link) dinilai lebih efektif menangani kemacetan di Ibu Kota daripada melebarkan jalan.
"Iya, lebih efektif missing link daripada melebarkan jalan," ungkap Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho, Minggu (29/1/2023).
Hari berujar, proyek penyambungan 10 jalan itu bisa mengurangi kemacetan hingga 20-30 persen.
"(Mengurangi kemacetan) bisa 20-30 persen," klaimnya, 4 Januari 2023.
(Penulis: Muhammad Isa Bustomi, Muhammad Naufal | Editor: Jessi Carina, Irfan Maullana, Ihsanuddin, Nursita Sari).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.