Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Petugas di Bus Transjakarta Bisa Atasi Pelecehan Seksual, tapi Punya Keterbatasan

Kompas.com - 26/02/2023, 15:48 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi Darmaningtyas menilai, petugas yang berjaga di dalam bus transjakarta sebenarnya cukup untuk mengatasi pelecehan seksual.

Namun, mengandalkan petugas saja dinilai tidak akan maksimal untuk mengatasi pelecehan seksual yang marak terjadi di dalam bus transjakarta.

Darmaningtyas menyebutkan, petugas yang disebut pramusapa transjakarta memiliki kekurangan untuk mencegah kasus pelecehan seksual.

"(Adanya pramusapa) efektif karena terbukti kemarin yang menangkap (pelaku pelecehan seksual) segala (adalah) pramusapa, ya jadi efektif termasuk di dalam bus," sebut dia melalui sambungan telepon, Minggu (26/2/2023).

"Tapi, kan pramusapa mengalami keterbatasan, tidak mungkin melihat penumpang satu per satu," sambung dia.

Baca juga: Terjadi Lagi, Perempuan Jadi Korban Pelecehan Seksual di Bus Transjakarta

Darmaningtyas berujar, cara paling efektif mengatasi pelecehan seksual adalah dengan menyediakan bus khusus perempuan.

PT Transjakarta diminta menambah jumlah armada bus khusus penumpang perempuan.

Ia menyampaikan, berdasarkan hasil survei Institut Studi Transportasi (Instran) pada 2008, sebanyak 83 persen dari 800 responden setuju agar penumpang perempuan dipisahkan dari penumpang laki-laki alias dibuatkan bus khusus perempuan.

"Kebetulan tahun 2008, Instran melakukan survei soal pemisahan itu ya. Respondennya itu ada 800 orang lebih, semuanya perempuan, dan 83 persen itu setuju dengan pemisahan karena merasa nyaman," ujar Darmaningtyas.

Baca juga: Marak Pelecehan di Transjakarta, Pengamat Usul Jumlah Bus Khusus Perempuan Ditambah

Sebagai informasi, kasus pelecehan seksual berulang kali terjadi di dalam bus transjakarta.

Teranyar, kasus pelecehan seksual menimpa penumpang perempuan yang menumpang bus transjakarta rute Kampung Melayu-Tanah Abang, Sabtu (25/2/2023).

Perempuan tersebut dilecehkan oleh pria yang duduk di sampingnya. Pelaku kemudian diamankan pramusapa dan diserahkan ke Polres Metro Jakarta Pusat.

Sebelumnya, kasus serupa juga menimpa penumpang perempuan berinisial HFS (22) pada 20 Februari 2023.

HFS dilecehkan saat menumpang bus transjakarta rute Monas-Pulo Gadung. Pelaku pelecehan seksual terhadap HFS telah ditangkap. Pelaku merupakan pria bernama Mufarok (56).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com