Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat PKL di Belakang RS Tarakan Pasrah Dagangannya Diangkut Satpol PP, Sadar Salahi Aturan...

Kompas.com - 01/03/2023, 07:36 WIB
Xena Olivia,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ali (52) tampak kebingungan saat rombongan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) datang ke area belakang RS Tarakan, Gambir, Jakarta Pusat, untuk melakukan penertiban pada Selasa (28/2/2023).

Selama setahun setengah belakangan, Ali berjualan nasi padang dan ayam goreng kriuk di sana. Namun, dia mengaku pasrah saat perlengkapan jualan dan barang dagangannya disita oleh Satpol PP.

Ali tak memberontak. Air mukanya terlihat tenang.

“Terima saja. It’s okay. Saya enggak mau pikirin itu (penertiban). Berarti masanya (berjualannya) sudah habis,” kata dia.

Baca juga: Satpol PP Bakal Tertibkan PKL di Jakarta Jelang Ramadhan

Ali menyadari dia menyalahi aturan karena berjualan di trotoar. Namun, dia tidak menjawab jelas ketika ditanya alasannya masih berjualan di situ.

“Tahu kalau ini menyalahi aturan. Trotoar kan memang buat jalan kaki,” ujar Ali.

Sebelumnya, pria asal Padang, Sumatera Barat, ini pernah berkuliah di Singapura. Lalu, pada 2018, dia pindah ke Jakarta dan mencoba berbagai bisnis, seperti membuka butik dan restoran di Blok M.

Baca juga: PKL di Belakang RS Tarakan Pasrah Dirazia Satpol PP: Terima Saja, Its Okay...

Sementara itu, Kepala Satpol PP Jakarta Pusat Tumbur Parluhutan Purba mengatakan, para PKL di belakang RS Tarakan ditertibkan karena dianggap menyebabkan kawasan tersebut kumuh.

 "Kami harus tindak lanjuti mengingat juga beautifikasi kota terlihat kumuh," kata Purba.

Satpol PP bakal tertibkan PKL jelang Ramadhan

Menurut Purba, penertibkan PKL akan terus dilakukan secara rutin, termasuk menjelang Ramadhan.

“Menjelang bulan puasa, kami harus tertibkan dulu. Mengingat kami memang arahan dari pimpinan harus melakukan pembersihan terhadap PKL,” tutur Purba.

Penertiban PKL juga dilakukan atas dasar aduan masyarakat melalui kanal Cepat Respons Masyarakat (CRM).

"Karena Jakarta Pusat ini luas, kami melihat (dari) adanya crowds (keramaian) atau penguasaan okupasi trotoar, maupun berdasarkan CRM," tutur Purba.

Baca juga: Dianggap Buat Kumuh, PKL di Belakang RS Tarakan Ditertibkan Satpol PP

Sebelum melakukan penertiban, Purba mengatakan telah memberikan surat edaran sebagai peringatan kepada para pedagang.

Apabila masih ada barang yang ditinggal, itulah yang akan disita dan dibawa ke Gudang Satpol PP di Cakung, Jakarta Timur.

“Kami rutin mengawasi (secara) mobile (berpindah-pindah) trotoar di wilayah Jakpus dari adanya okupasi trotoar,” kata Purba.

“Nanti barang yang disita kami amankan, kami labeli. Kalau semisal (pedagang) mau ambil, kami yustisi,” tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com