"Saat itu juga, (korban) NR menangis di kamar, batuk, dan mengatakan haus. Mendengar itu, Solihin meminta kepada Ai Maimunah agar (kopi) diberikan kepada NR," lanjut narator tersebut.
Kopi tersebut selanjutnya diberikan kepada NR, tetapi hanya sedikit. Korban NR sempat kritis, tetapi nyawanya selamat.
Korban lainnya juga meminum kopi tersebut.
"Selanjutnya, Duloh menyuruh Dede untuk menghabiskan sisa kopi empat orang tersebut yang tidak habis, supaya tidak ketahuan orang terdekat dengan alasan menghilangkan jejak dibunuh pakai racun," jelas narator saat rekonstruksi.
Baca juga: Jalani Rekonstruksi Pembunuhan di Bekasi, Wowon Cs Dihujat Warga
Adegan kemudian berganti ke nomor 12. Pada adegan ini, tiga korban tampak tidak sadarkan diri. Mereka tergeletak setelah 30 menit meminum kopi beracun.
Tak lama kemudian, Ai Maimunah menjerit dari dalam kamar.
"Ai Maimunah berteriak Allahu akbar... Allahu akbar," ujar narator.
Korban Ai Maimunah pun pingsan dan adegan berlanjut ke nomor 13.
Di adegan ke-13, tersangka Duloh mendatangi Riswandi dan Ridwan yang sudah tak berdaya. Saat itu juga, keduanya dicekik oleh Duloh.
"Duloh mencekik Riswandi dengan tangan kanan, dan tangan kiri membekap hidung. Kaki Duloh melintang bahu," ungkap narator.
"Duloh juga mencekik Ridwan dengan posisi yang sama, sambil berkata, 'Sudah, jangan berisik'," tambah dia.
Baca juga: Wowon dkk Peragakan 55 Adegan saat Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Berantai di Bantargebang
Solihin alias Duloh kemudian melihat Dede Solehudin dan berkata bahwa Dede juga harus bertanggung jawab.
Di adegan ke-14, Duloh memutuskan untuk pergi dari tempat kejadian setelah proses eksekusi selesai.
Selama proses rekonstruksi berlangsung, lokasi tersebut dipenuhi oleh warga. Mayoritas dari mereka penasaran dengan wajah asli Wowon.
Tak ayal, Wowon pun jadi obyek hujatan warga. Teriakan dan umpatan warga terdengar saat Para tersangka turun dari mobil Hiace.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.