Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transjakarta Bakal Pakai Sistem Pengenalan Wajah untuk Antisipasi Pelecehan Seksual

Kompas.com - 03/03/2023, 17:35 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya aksi pelecehan seksual di transportasi umum membuat PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) berencana memakai sistem pengenalan wajah (face recognition) sebagai langkah antisipasi.

"Kemarin, waktu saya ke TransJakarta, kalau dia (pelaku) terdata, coba nanti kita pakai kamera pengawas (CCTV) yang pakai sistem pengenalan wajah (face recognition)," kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di SMAN 32 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (3/3/2023), dilansir dari Antara.

Menurut Heru, jika wajah pelaku pelecehan seksual terdeteksi kamera pengawas dengan sistem face recognition, maka secara langsung sistem melakukan pemblokiran sehingga si pelaku tidak bisa menggunakan layanan TransJakarta untuk seterusnya.

Baca juga: Heru Budi Bakal Panggil Jajaran Transjakarta Terkait Maraknya Pelecehan di Bus TJ

Namun, Heru belum bisa menentukan kapan waktu sistem pengenalan wajah itu akan dilaksanakan.

Heru mengatakan bahwa ia akan secepatnya memanggil pihak terkait.

"Segera saja nanti saya panggil habis ini TransJakarta dan Dinas Perhubungan DKI," katanya.

Sebelumnya, PT TransJakarta telah menerjunkan petugas keamanan berseragam yang akan berpatroli di seluruh armada bus untuk mengantisipasi dan meminimalkan kejahatan pelecehan seksual.

Baca juga: Dinas Bina Marga DKI Gelontorkan Rp 300 Miliar untuk Perbaiki Jalur Transjakarta yang Rusak Tergerus Hujan

"Kalau selama ini petugas keamanan berjaga-jaga di halte-halte untuk mencegah tindak pidana kriminal. Lantas untuk menghadapi predator seks, petugas-petugas tersebut kita alihkan untuk menjaga ke dalam bus-bus layanan TransJakarta," kata Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT TransJakarta Apriastini Bakti Bugiansri dalam keterangan tertulisnya, Selasa.

Apriastini mengatakan, kehadiran petugas pramusapa dan petugas keamanan ini merupakan upaya TransJakarta dalam menekan kasus pelecehan seksual di dalam bus, sekaligus menambah keamanan dan kenyamanan para pelanggan, serta merespon atensi Pj Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

Selain itu, Apriastini mengatakan bahwa TransJakarta berupaya memperluas operasi armada bus warna merah jambu atau merah muda khusus untuk perempuan sehingga memperkuat usaha selama ini, yaitu ruangan khusus wanita di setiap armada bus dan dilengkapi dengan kamera pengawas (CCTV).

Baca juga: Sederet Langkah Pencegahan Tak Surutkan Nyali Pelaku Lecehkan Penumpang Transjakarta, Apa yang Salah?

Berdasarkan video yang beredar, Apriastini membenarkan ada kasus dugaan pelecehan seksual terhadap seorang pelanggan wanita saat menaiki rute Harmoni-Pulogadung (Koridor 2) pada Senin (20/2) sekitar pukul 19.45 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com