Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Kampung Melayu Makin Parah, Ketua RW: Karena Pemukiman di Bantaran Kali

Kompas.com - 04/03/2023, 13:35 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RW 05 Kelurahan Kampung Melayu, Feri, menyebut bahwa banjir di wilayahnya cenderung makin parah dari tahun ke tahun. 

Bahkan pada 2007 dan tahun 2021, ketinggian banjir di wilayah itu bisa mencapai 2 meter lebih.

"Banjir paling parah itu 2007 dan 2021. Pas 2007, banjirnya sampai naik ke loteng di rumah saya," ujar dia di Kebon Pala, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (3/3/2023).

Feri termasuk salah satu orang lama di RW 05 Kelurahan Jatinegara. Ia lahir dan besar di sana.

Sejak 1960-an, ia sudah merasakan banjir. Namun, pada saat itu banjir tidak separah saat ini.

"Dulu palingan sebatas lutut orang dewasa, sekitar 30 centimeter (cm)," terang Feri.

Baca juga: Warga Kampung Melayu Rela Digusur Untuk Normalisasi Ciliwung, Ketua RW: Mereka Capek Kebanjiran Terus

Menurut dia, salah satu yang semakin memperparah keadaan banjir di Kampung Melayu adalah badan sungai yang menyempit.

Adapun hal ini karena beberapa orang mendirikan permukiman semakin maju ke arah bantaran Kali Ciliwung.

"Rumah warga yang semakin maju ke bantaran kali juga salah satu penyebab terjadinya banjir," papar Feri.

"Dulu di bantaran kali enggak ada permukiman. Masih jauh dari bantaran kali. Makin ke sini, pemukiman semakin dekat ke bantaran kali," imbuh dia.

Terkait banjir pada 2007, menurut Feri, saat itu ketinggiannya mencapai area loteng rumahnya.

Padahal, ucap dia, rumahnya berada di area yang lebih tinggi.

Menurut Feri, rumah-rumah yang berada di bagian belakang RW 05, termasuk di bantaran Kali Ciliwung, terdampak banjir lebih dari 2 meter.

"Kalau yang di bawah (area) rumah saya bisa lewat (dari 2 meter). Bisa 2 meter lebih. Lebih parah lagi mereka banjirnya," ungkap Feri.

"Tahun 2021 juga sama parahnya, tapi di rumah saya enggak sampai naik ke loteng banjirnya," sambung dia.

Dukung normalisasi ciliwung

Ferry pun menyebut, warganya yang tinggal di bantaran sungai tak ada yang menolak jika digusur untuk kepentingan normalisasi sungai.

Ia mengatakan, warga yang tinggal di bantaran sungai memang sudah terbiasa dengan banjir, terutama warga yang lahir dan besar di sana. Namun, bukan berarti mereka menikmatinya.

"Kebanyakan orang lama udah ngerasain enggak enaknya kena banjir gimana. Tapi lama-lama capek kena banjir terus. Kasian juga banyak anak-anak kecil," jelas Feri saat ditemui di Kebon Pala, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur, Jumat (3/3/2023).

Baca juga: Kisah Banjir Kampung Melayu, Warga Tak Mengungsi hingga Bocah Gembira Berenang di Genangan Air

Selain itu, warga pun sudah lelah dengan kondisi rumah yang selalu lembap selama musim banjir.

Sebab, dinding rumah belum tentu kering dalam sepekan, terutama ketika musim hujan.

"Rumah jadi lembap kalau habis banjir begini. Seminggu abis banjir belum tentu kering, apalagi sekarang hujan terus," kata Feri.

Ia melanjutkan, tidak ada satu pun warga RW 05 Kelurahan Kampung Melayu yang menyuarakan penolakan atau keberatan terhadap pembebasan lahan terkait normalisasi Kali Ciliwung.

"Enggak ada (penolakan) karena warga sekarang udah pada tau (manfaatnya). Udah ada contohnya (normalisasi Kali Ciliwung), itu di Kampung Pulo," ungkap Feri.

Normalisasi Kali Ciliwung di Kampung Pulo berhasil membuat kawasan itu bebas dari banjir.

Hal inilah yang membuat warga setempat setuju dengan pembebasan lahan yang akan membantu menangani permasalahan banjir di Kampung Melayu.

"Dengan (Kampung Pulo) dinormalisasi, itu kan dia enggak banjir. Kita banjir, di sana enggak. Dulu mereka banjirnya lebih parah dari Kebon Pala karena lokasinya lebih rendah," ucap Feri.

"Warga sih terserah pemerintah mau (memberikan) rusun (untuk relokasi) atau uang (ganti rugi). Mereka terima aja asalkan sepadan," sambung dia.

Sudah didata

Feri mengatakan bahwa daftar RT dan RW yang bakal terdampak pembebasan lahan untuk normalisasi Ciliwung sudah diketahui.

Di Kampung Melayu sendiri, wilayah yang dikatakan bakal terdampak pembebasan lahan adalah RW 04 hingga RW 08.

"Kalau RW 05, ada tiga RT yang terdampak, yakni RT 009 sampai RT 011. Tiga RT ini yang letaknya di bantaran kali banget," kata Feri.

Namun, lantaran pihak kelurahan juga belum mendapatkan informasi lebih lanjut terkait kebenaran akan pembebasan lahan, mereka belum melakukan sosialisasi.

Mereka baru mendata dan memberi imbauan terkait kesiapan surat-surat yang mungkin diperlukan pada waktu mendatang.

"Kita baru pendataan nama-nama yang di bantaran aja. Kalau udah ada info dari kelurahan, RW juga bakal infokan ke RT. RT juga sampaikan ke warga," ucap Feri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com