JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana relokasi warga di sekitar Depo Pertamina Plumpang baru saja disuarakan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi mengatakan area di sekitar Depo Pertamina Plumpang adalah wilayah berbahaya. Karenanya Jokowi berencana untuk melakukan relokasi, entah itu warga sekitar yang pindah atau Depo Pertamina Plumpang.
Menanggapi pernyataan tersebut, sebagian warga yang mayoritas berdomisili di Jalan Tanah Merah, Koja, Jakarta Utara, mengaku pasrah.
Muhammad Syairuddin (54) menyatakan bahwa dirinya tidak muluk-muluk. Syairuddin yang rumahnya habis dilalap si jago merah mengaku tak punya pilihan.
Baca juga: Jokowi Sebut Solusi Kebakaran Plumpang: Depo Dipindah ke Reklamasi atau Warga Direlokasi
Andai diberi hunian baru di luar area Depo Pertamina Plumpang, Syairuddin mengatakan bakal menerima kesempatan tersebut.
"Setelah insiden kebakaran, hal yang paling saya butuhkan adalah tempat tinggal. Tidak di sini pun sepertinya tidak mengapa. Sebab rumah menjadi kebutuhan paling penting sekarang," kata Syairuddin pada Minggu (5/3/2023).
Sahlan (69), warga yang juga terdampak kebakaran hebat di Depo Pertamina Plumpang mengaku tak memiliki banyak pilihan andai diberi tawaran.
Sahlan yang saat ini statusnya mengontrak hanya bisa mengikuti instruksi sang pemilik. Ia tidak bisa memilih layaknya korban kebakaran lainnya.
Baca juga: Warga Korban Kebakaran Pertamina Koja soal Wacana Relokasi: Apa Kata Nasib Saja
“Terserah yang punya rumah, saya enggak ngerti lah. Yang menentukan kan yang punya rumah, saya cuma ngontrak,” ujar Sahlan.
Sementara itu, Ryan (34), pemilik usaha warkop di Jalan Tanah Merah mengaku akan mengikuti instruksi pemerintah bila relokasi yang dilakukan berlangsung adil.
Ia tidak akan pilih-pilih karena pengalaman yang lalu membuatnya trauma.
“Takut, selalu ada rasa takut. Rumah warga kebakar, takut kesambar. Saya ikut orang aja, kalo disuruh pindah ya saya pindah,” ungkap Ryan.
Baca juga: Duka Plumpang: Dari Peristiwa sampai Wacana Relokasi
“Berat sebenarnya, soalnya mau pindah ke mana lagi, Jakarta sudah padat. Tapi kalau direlokasi (ke tempat) yang lebih baik, adil, dan fasilitasnya lengkap, saya tidak masalah," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.