BEKASI, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan pihaknya akan mempersiapkan cara lain apabila rencana pembuatan sumur resapan di Gang Cue, Duren Jaya, Bekasi Timur gagal.
Pembangunan sumur resapan di Gang Cue merupakan langkah untuk menyelesaikan masalah banjir yang tak kunjung surut sejak Oktober 2022.
"Kami akan coba lagi lah (cara lain), saya kira dengan kami punya kemampuan yang ada, kami akan optimalkan sumber daya manusia yang ada," jelas Tri kepada wartawan di Bekasi, Selasa (7/3/2023).
Baca juga: Pemkot Bekasi Segera Buat Sumur Resapan untuk Atasi Banjir di Gang Cue
Sejauh ini, pihaknya hanya akan melibatkan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA).
Jika memang nanti ditemukan ada penyalahgunaan tata ruang dan tata guna lahan, pihaknya akan mencari solusi lain untuk menyelesaikan banjir tersebut.
"Kami akan coba cari kajian yang lebih mendalam lagi, bagaimana solusi terbaik," jelas Tri.
Puluhan rumah di kawasan Gang Cue, Jalan Raya Ir Juanda, Duren Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi menjadi langganan banjir selama kurang lebih 3 tahun.
Karena banjir, ada belasan rumah yang kini ditinggal oleh pemiliknya akibat air yang sangat lama untuk surut.
Baca juga: Kadis SDA DKI Sebut Sumur Resapan Bantu Menahan Debit Air, Ingin Bangun di Permukiman
Berbeda dengan banjir pada umumnya, air di sana lebih hitam pekat dan mengeluarkan bau. Terlihat juga sampah-sampah plastik yang ikut terendam di kawasan tersebut.
Dinding rumah dan jalanan juga dipenuhi dengan lumut. Terlihat saluran air di lingkungan tersebut tak mengalir sama sekali.
Got yang seharusnya mengalirkan air, justru hanya terendam tanpa terlihat mengalir sedikit pun.
Ketua RT 06 di wilayah setempat yakni Kelik (56) mengatakan banjir kerap terjadi dalam tiga tahun terakhir di wilayahnya.
Sejauh ingatannya, air sudah mengenang sejak banjir besar di tahun 2020. Meski air kerap surut, tetapi genangan akan tetap ada dan tak menghilang.
Baca juga: Petugas Dinas SDA Perbaiki 43 Sumur Resapan di Gambir dan Menteng yang Rusak
"Iya, sudah tahunan," ujar Kelik saat ditemui wartawan di lokasi, Jumat (3/3/2023).
Kelik mengatakan, akibat banjir tersebut, 25 kepala keluarga di wilayahnya ikut terdampak.
Ia tidak mengetahui pasti penyebab banjir. Namun, ia menduga saluran yang ada di kampungnya mampet.
"Mampet begini (aliran airnya). Entah saluran di toko kedelai itu macet, terus tembus ke kali gitu. Diperkirakan gitu, padahal ini sudah dibikinin got atau saluran baru," jelas Kelik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.