Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisruh Surat Tak Tuntut Pertamina soal Kebakaran Depo Plumpang, Keluarga Korban Kecewa dan Menentang

Kompas.com - 09/03/2023, 07:07 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Surat pernyataan tidak menuntut Pertamina buntut kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, menuai polemik.

Surat pernyataan yang diduga dari PT Pertamina itu diterima oleh beberapa keluarga korban kebakaran setelah mendapatkan uang santunan sebesar Rp 10 juta.

Namun, surat pernyataan tersebut dianggap menyinggung perasaan keluarga korban kebakaran yang masih berduka.

Respons negatif pun ditunjukkan oleh keluarga korban kebakaran yang mengaku mendapatkan surat pernyataan itu.

Baca juga: Usai Diberi Rp 10 Juta, Keluarga Korban Kebakaran Mengaku Disodorkan Surat Tidak Gugat Pertamina

Keluarga korban kecewa

Rohma, anak dari korban tewas akibat kebakaran bernama Iriana (61), mengaku kecewa dengan surat pernyataan yang didapat olehnya.

Rohma mengatakan bahwa ia disodori surat pernyataan tidak menuntut Pertamina setelah dirinya mendapatkan santunan sebesar Rp 10 juta.

Menurut Rohma, surat tersebut ditandatangani saat mengambil jenazah orangtuanya di RS Polri, Kramat Jati, pada Minggu (5/3/2023) lalu.

Saat itu, Rohma dan keluarganya tidak membaca lebih lanjut mengenai surat pernyataan tersebut lantaran masih dalam keadaan berduka dan ingin segera memakamkan orangtuanya.

Baca juga: Ketua RW Ungkap Keluarga Korban Kebakaran Plumpang Teken Surat Tak Tuntut Pertamina

Namun, setibanya di rumah usai pemakaman Iriana, keluarga terkejut saat membaca isi surat bermaterai tersebut.

Pasalnya, isi di dalam surat itu menyatakan keluarga menerima uang santunan sebesar Rp 10 juta, dengan tidak boleh ada gugatan ke Pertamina ke depannya.

Hal tersebut membuat Rohma kecewa lantaran pihak yang mengaku dari Pertamina sengaja memanfaatkan kondisi keluarga yang sedang berduka.

"Keluarga menandatangani surat itu dan terima uang Rp 10 juta karena dalam keadaan bingung saat ambil jenazah orangtua dan tidak sadar apa isi suratnya," ujar Rohma saat ditemui jurnalis KOMPAS TV, Senin (6/3/2023) sore, dikutip dari Kompas.tv.

Baca juga: Blak-blakan Keluarga Korban Kebakaran Plumpang, Klaim Diberi “Uang Tutup Mulut” oleh Pertamina

Sementara itu, Irianto (45) yang juga anak dari Iriana meluapkan kekecewaannya atas surat pernyataan tidak menuntut Pertamina.

Dalam wawancara, terlontar kalimat kasar yang diucap Irianto karena ia merasa amat kecewa.

"Ya kecewa. Mau enggak dia, misalnya dia punya keluarga, saya bayarin Rp 10 juta, saya suruh matiin. Kan begitu saja kalau bahasa kasarnya gitu," kata Irianto, Rabu.

Surat pernyataan ditolak dan ditentang

Sama seperti Rohma, Ria Putri (30) juga mengaku bahwa keluarganya sempat disodorkan sebuah surat pernyataan mengenai insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

Baca juga: Disodori Surat Tak Tuntut Pertamina Atas Kebakaran Depo Plumpang, Ibu yang Kehilangan Suami-Anak Enggan Tanda Tangan

Sebagai informasi, Ria kehilangan empat anggota keluarganya akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jumat (3/3/2023).

Keempatnya adalah ibu Ria bernama Suamiati alias Nenang (71), suami bernama Suheri (32), anak bernama Raffasya Zayid Athallah (4), dan keponakan bernama Trish Rhea Aprilita (12).

"Pas kita mau berdiri, kita dikasih surat gitu," kata Ria Putri saat ditemui di rumah duka, RT 05 RW 01, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Rabu (8/3/2023).

Kendati demikian, Ria memastikan bahwa hingga saat ini keluarganya belum menandatangani surat tersebut.

Baca juga: Leganya Lidya Sudah Bisa Pulang Bersama Jasad Ibu yang Jadi Korban Kebakaran Depo Pertamina...

"Karena kita pikirnya gini, maksudnya, ini kan lagi berkabung, masa sudah urusin begini dan begitu, kan aku maunya fokus ke keluarga dulu, seperti itu," ucap Ria.

Dalam kesempatan ini, Ria juga memastikan bahwa keluarganya menolak tentang surat pernyataan dari PT Pertamina tersebut.

"Uang itu bisa dicari, tapi ini masalahnya keluarga saya, suami saya, anak saya, ibu saya, sama keponakan saya itu lebih penting," tutur Ria.

Irianto dipanggil Pertamina

Baca juga: Gara-gara Bocorkan Surat Pernyataan Tak Tuntut Kebakaran Depo Plumpang, Anak Korban Dipanggil Pertamina

Usai membocorkan surat pernyataan tidak menuntut Pertamina soal kebakaran Depo Plumpang, Irianto mendapatkan panggilan dari pihak Pertamina.

"Orang saya gara-gara kayak gitu, saya dipanggil sama orang Pertamina. Saya disuruh datang ke sana," ungkap Irianto.

"Kan sudah di-up, kan adik saya dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, masih dirawat. Gara-gara saya ngomong kayak begitu, Rumah Sakit Pusat Pertamina pengin saya datang ke sana. Maksudnya apa? Kan enggak jelas juga," imbuh dia.

Meskipun begitu, Irianto menegaskan bahwa saat ini ia belum memenuhi panggilan tersebut.

Baca juga: Masih Bau Bangkai dan Asap, Rumah Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Butuh Perhatian

Panggilan tersebut datang setelah pihak yang diduga dari Pertamina menghubungi adiknya, Sulistiawaty.

"Dia teleponnya ke adik saya. Adik saya sudah ketakutan saja, takut adik saya enggak diurus di sana, sama orang-orang Pertamina gara-gara saya bocorin itu," ungkap Irianto.

Tanggapan Pertamina

Belakangan, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, membantah informasi yang menyebut bahwa pihaknya meminta keluarga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang tidak mengajukan tuntutan hukum.

Menurut Irto, pihaknya hanya meminta persetujuan dari keluarga korban agar biaya pemakaman yang sudah diberikan tak digugat oleh pihak lain yang juga mengaku keluarga korban.

"Kami jelaskan pada saat proses penyerahan bantuan biaya pemakaman, tidak terdapat pemaksaan terkait persetujuan untuk tidak mengajukan gugatan kepada Pertamina," ujar Irto dalam keterangan resmi yang didapat Kompas.com, Kamis (9/3/2023).

"Yang dimaksud sebagai gugatan di sini adalah gugatan dari pihak keluarga yang lain atas penyerahan biaya pemakaman ini. Jadi, jangan sampai akan ada ahli waris lain yang menyatakan dia yang paling berhak atas bantuan pemakaman tersebut," lanjut dia.

Irto juga menyampaikan bahwa sejumlah uang yang diberikan Pertamina kepada keluarga korban beberapa waktu lalu adalah biaya pemakaman saja.

Baca juga: Pertamina Bantah Minta Keluarga Korban Kebakaran Depo Plumpang Tak Menuntut

Selanjutnya, Pertamina akan kembali memberikan santunan kerohiman bagi keluarga korban meninggal dunia.

"Yang kami sampaikan di tahap awal ini adalah biaya pemakaman dan selanjutnya akan ada santunan kerohiman yang akan disampaikan langsung kepada keluarga atau ahli waris korban," ujar Irto.

(Penulis: Baharudin Al Farisi | Editor: Ihsanuddin, Ambaranie Nadia Kemala Movanita).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com