Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Bantuan yang Diberikan Pertamina kepada Korban Kebakaran Depo Plumpang?

Kompas.com - 20/03/2023, 07:13 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) memastikan memberikan bantuan secara menyeluruh kepada warga yang terdampak akibat kebakaran depo Pertamina Plumpang pada Jumat (3/3/2023).

Mereka disebut telah menggelontorkan dana senilai Rp 1,72 miliar untuk bantuan kepada warga yang menjadi korban kebakaran. Realisasi dana tersebut berdasarkan data hingga 11 Maret 2023.

Secara rinci, sumber dana tersebut berasal dari Pertamina senilai Rp 1,26 miliar dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp 451 juta.

Baca juga: Ingin Pindah dari Plumpang Setelah Kebakaran Depo Pertamina, tetapi Purhadi Tidak Punya Uang untuk Beli Rumah...

Sementara, berdasarkan data yang dihimpun pengurus Rukun Warga (RW) 01 Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara pada 12 Maret 2023, sebanyak 160 Kepala Keluarga (KK) dari warganya sudah mendapatkan bantuan dari Pertamina.

Lalu, apa saja bantuan yang diberikan Pertamina kepada korban kebakaran Depo Plumpang?

Kontrakan 3 bulan

Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Kota Jakarta Utara, Muhammad Andri menjelaskan, Pertamina memberikan bantuan berupa biaya sewa rumah kontrakan selama 3 bulan.

Untuk fasilitas rumah kontrakan ini dapat dipilih langsung oleh masyarakat yang terdampak kebakaran dengan catatan harus berkoordinasi dengan pengurus Rukun Tetangga (RT) hingga RW.

"Ini bukan kompensasi, tapi ini biaya untuk mengontrak selama tiga bulan," ungkap Andri dalam jumpa pers di Kantor Palam Merah Indonesia (PMI) Jakarta Utara pada Sabtu (11/3/2023).

Baca juga: Ditanggung Pertamina, Korban Kebakaran Depo Plumpang Bebas Pilih Kontrakan Selama 3 Bulan

Bantuan Rp 5,6 juta per KK

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengungkapkan, setidaknya pihaknya menggelontorkan Rp 5,6 juta per KK.

Besaran biaya tersebut, kata Irto, sudah termasuk biaya sewa rumah kontrakan selama tiga bulan serta tambahan Rp 2 juga untuk keperluan keluarga.

"Jadi, Rp 1,2 juga dikalikan tiga bulan (untuk biaya mengontrak, ditambah dengan Rp 2 juta untuk kebutuhan di kontrakan. Jadi, total Rp 5,6 juta," ucap Irto saat dikonfirmasi pada Minggu (12/3/2023).

Kompor dan kasur

Sekretaris RW 01, Rawa Badak Selatan, Wahyudin (43) menjelaskan, korban kebakaran depo Pertamina Plumpang juga mendapatkan sembako, kompor, serta kasur di kontrakannya.

Wahyudin mengatakan, hal tersebut demi membuat korban merasa lebih nyaman walaupun tinggal di kontrakan selama tiga bulan.

"Mereka kan juga mendapatkan bantuan semabok ya. Jadi, mereka bingung, 'Pak RW, kami masak pakai apa?'. Akhirnya kami siapkan kompor, tabung gas, kami siapkan matras atau kasurnya, jaket, baju, dan air bersih," ujarnya saat ditemui pada Minggu (12/3/2023).

Baca juga: Tak Hanya Bayari Kontrakan, Pertamina Juga Berikan Kompor dan Kasur untuk Korban Kebakaran Plumpang

Wahyudin menuturkan, korban kebakaran depo Pertamina dapat menggunakan uang senilai Rp 5,6 juta selain untuk mengontrak.

Ia memastikan kebijakan tersebut sudah diizinkan oleh Pertamina.

"Biaya itu kembali kepada yang menerima bantuan itu. Kalau dia ingin mengontrak atau tidak, kami enggak bisa menuntut juga gitu kan. Sudah hak mereka itu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com