BEKASI, KOMPAS.com - Pakar Komunikasi dari Universitas Bhayangkara Bekasi, Aan Widodo ikut mengutarakan pendapatnya soal kesalahan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto ketika salah melafalkan bunyi pasal ke-4 Pancasila.
Aan mengatakan, kesalahan tersebut diduga karena tekanan massa yang hadir.
"Misalnya antusias dan tekanan massa. Plt Wali Kota sangat antusias dengan acaranya atau karena massanya banyak, jadi dia grogi," kata Aan kepada wartawan, Senin (20/3/2023).
Meski begitu, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi ini juga mengkritik soal kesalahan yang terjadi kepada Tri Adhianto.
Sebab, sebagai sosok pemimpin daerah, sudah seharusnya insiden itu tidak terjadi.
Baca juga: Salah Lafalkan Pancasila di Hadapan Publik, Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Minta Maaf
"Karena (Plt Wali Kota) sebagai representatif dari wilayahnya. Lebih lanjut, bisa menunjukkan atau merepresentasikan diri dan cintanya kepada Pancasila," kata dia.
Untuk menghindari hal tersebut terjadi di kemudian hari, lanjut Aan, ia menyarankan kepada pemimpin daerah Kota Bekasi tersebut untuk mempersiapkan segala sesuatu.
Terlebih ketika berbicara di depan khalayak umum.
"Ke depannya mungkin harus well prepared, terutama liat segmen (acara dan situasi)," tutup Aan.
Sebagai informasi, sebuah video singkat yang memperlihatkan Tri Adhianto salah melafalkan Pancasila beredar luas di media sosial.
Momen itu terjadi saat Tri menghadiri acara "Bekasi Bershalawat" di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi Selatan, Sabtu (18/3/2023).
Baca juga: Salah Lafalkan Pancasila, Plt Wali Kota Bekasi Grogi karena Berdiri di Samping Ulama dan Habib
Kesalahan itu terjadi saat Tri melafalkan sila ke-4 Pancasila di hadapan para ulama dan masyarakat yang saat itu hadir.
"Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwakilan," ucap Tri dalam video yang dilihat Kompas.com.
Potongan video singkat itu kemudian langsung tersebar di grup-grup WhatsApp dan berbagai akun media sosial.
Terkini, Tri sudah meminta maaf secara terbuka kepada publik.
Dalam permohonan maaf itu, ia juga membela dirinya bahwa ia terharu bisa berdiri di samping para habib dan ulama besar.
"Berdiri di samping para habib dan beberapa ulama besar, ada suatu rasa kebahagiaan, kebanggaan dan rasa haru yang luar biasa," kata Tri, Senin.
Baca juga: Khawatir Jadi Ajang Tawuran, Polisi Imbau Warga Bekasi Tak Gelar Sahur On The Road
Kebahagiaan itu, kata Tri, karena Kota Bekasi bisa mendatangkan pemimpin besar yang dapat memberikan semangat kebangsaan bersama warga dan Habib Luthfi.
Lebih jauh, ia juga menyebut bahwa dirinya hanya seorang manusia yang bisa saja ada khilaf.
"Karena manusia tempatnya salah. Tetapi itu saya dalam kondisi merasa bangga, merasa diapresiasi ulama besar, Habib bin Yahya, yang kemudian (saya) secara psikologis terpengaruh," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.