Di kampung halamannya, Muhidin bekerja sebagai tukang urut.
Muhidin mengaku telah mendapatkan dasar ilmu agama sejak bersekolah di pesantren di kampungnya.??
Muhidin mengaku tidak mematok biaya yang harus dibayarkan para pengguna jasanya.
Ia menerima berapapun uang yang diberikan oleh peziarah.
"Berapa saja saya terima, yang penting ikhlas. Ada yang Rp 15 ribu, Rp 20 ribu, ada juga Rp 50 ribu, pokoknya saya terima aja," ujarnya.
(Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Acos aka Abdul Qodir)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Cerita Penyedia Jasa Pembaca Doa di TPU Karet Bivak, Ramai Serbu Jakarta Tiap Jelang Ramadan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.