JAKARTA, KOMPAS.com - Ahmad Fauzi alias Aji (51) menjelaskan rutinitasnya sehari-hari sebagai seorang marbut di Masjid Al-Khairiyah, Jalan Sungai Kendal, RT 003/RW 08, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.
Hampir setiap hari, Aji mengaku bangun tidur pada pukul 04.00 WIB menyiapkan segala hal untuk shalat subuh.
Namun, berbeda dengan hari biasa, Aji bangun lebih pagi lagi pada bulan Ramadhan. Pria yang sudah bekerja menjadi marbut selama delapan tahun ini harus membangunkan warga setempat untuk sahur.
"Saya bersih-bersih, kan ada yang habis tadarus malam-malam. Banyak anak-anak di sini, pada ngopi, makan. Nah, itu kotor, jadi saya bersihkan, saya sapu," kata Aji saat ditemui Kompas.com di Masjid Al-Khairiyah pada Senin (27/3/2023).
Baca juga: Kisah Kuli Angkut Terima Pinangan Eks Sekda DKI Jadi Marbut Masjid Saat Warga Sekampung Menolak
Aji mengungkapkan, seorang marbut memang bertugas membersihkan segala sudut masjid yang terlihat kotor.
Namun, karena Aji hanya seorang diri menjadi marbut, ia juga memiliki tanggung jawab atas seluruh peralatan di Masjid Al-Khairiyah.
“Saya marbut yang bertanggung jawab dengan semua barang-barang yang ada di masjid, termasuk ambulans," ucap Aji.
Baca juga: Buka-bukaan Aji soal Gajinya Delapan Tahun Jadi Marbut, dari Rp 500.000 Kini Bisa Rp 4 Juta
Selain itu, Aji terkadang merangkap tugas sebagai imam.
"Saya kadang-kadang kalau imam sakit, saya jadi imam, adzan. Semua, merangkap," imbuh Aji.
Sejak dua tahun terakhir setelah ia pisah dengan istri, Aji memutuskan untuk tinggal di Masjid Al-Khairiyah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.