Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Aji Jadi Marbut, Gaji Naik hingga Rp 4 Juta tapi Makin Sering Dikritik

Kompas.com - 27/03/2023, 14:55 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Ahmad Fauzi (51) berbagi cerita tentang keluh kesahnya menjadi seorang marbut masjid selama delapan tahun terakhir.

Pria yang akrab disapa Aji menjadi marbut setelah menerima tawaran almarhum eks Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah.

Menurut Aji, tawaran ini tidak akan datang dua kali karena gaji yang ditawarkan Saefullah ketika itu lebih menarik ketimbang pemasukannya sebagai seorang kuli angkut di Marunda, Jakarta Utara.

"Saya senang saja jalaninnya. (Pemasukan) berbeda dari sebelumnya (sebagai kuli angkut)," tutur Aji mengawali kisahnya saat berbincang dengan Kompas.com di Masjid Al-Khairiyah di Jalan Sungai Kendal, RT 003/RW 08, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (27/3/2023).

Honor yang diterima Aji sebagai marbut kala itu sebesar Rp 500.000, memang tak seberapa.

Karena itu, Aji mendapat kebebasan untuk tetap bisa mencari pemasukan tambahan sebagai kuli angkut di Marunda.

Baca juga: Buka-bukaan Aji soal Gajinya Delapan Tahun Jadi Marbut, dari Rp 500.000 Kini Bisa Rp 4 Juta

"Saya waktu itu masih dua-duanya ngejalanin, jadi marbut sekaligus nguli. Pak Sekda bilang enggak apa-apa, asal setiap Jumat libur (menguli), harus ngurusin masjid," ungkap Aji.

Waktu terus berjalan, Aji tetap setia melakoni pekerjaannya sebagai marbut. Namun, di satu sisi usia Aji pun bertambah, sehingga dia disarankan untuk berhenti mencari uang tambahan dengan menjadi kuli angkut.

Aji mengenang bahwa saat itu Saefullah sendiri yang memintanya untuk berhenti menguli di Marunda.

Awalnya Aji dilema. Namun, Saefullah dapat menyakinkan Aji bahwa berhenti menjadi kuli angkut adalah pilihan tepat.

"Kata dia berhenti aja jadi kuli, nanti gajinya dicukupi," ucap Aji, mengenang apa yang pernah disampaikan Saefullah kepadanya.

Baca juga: Kisah Kuli Angkut Terima Pinangan Eks Sekda DKI Jadi Marbut Masjid Saat Warga Sekampung Menolak

"Dari situ gaji naik jadi Rp 1.200.000, langsung dari kantong pribadi Saefullah," imbuh Aji.

Nasib baik lagi-lagi menghampiri Aji. Kali ini dia diusulkan Saefullah agar digaji sesuai upah minimum di Ibu Kota.

"Diusulkan Pak Saefullah untuk digaji Pemda DKI sesuai UMR, Rp 2,5 juta. Waktu itu masih zamannya Pak Jokowi (Gubernur DKI Jakarta Jokowidodo), digaji lewat Bank DKI Syariah," kata Aji.

Kabar Aji diusulkan menerima gaji sesuai UMR akhirnya menjadi konsumsi publik. Tak sedikit orang yang ingin bekerja sebagai marbut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com