Saking padatnya di dalam kereta di jam sibuk ini, penumpang tak harus berpegangan agar tidak terjatuh.
Mereka saling berdempetan dengan memunggungi satu sama lain.
Beberapa di antaranya memilih bersandar di pintu-pintu gerbong kereta. Untuk bergerak ganti posisi terasa sulit.
Meski telah dilengkapi dengan AC, nyatanya banyak penumpang yang merasa kepanasan.
Bahkan, ada penumpang yang sampai melepas masker lantaran kondisi yang sangat pengap di dalam kereta.
Baca juga: Kapan Tarif KRL Terintegrasi dengan LRT, MRT, dan Transjakarta?
Salah satu penumpang bernama Nure (22) turut merasakan sulitnya menumpangi KRL di kala jam pulang kerja.
“Kalau misalnya jam berangkat kerja, dan jam pulang kerja padatnya bukan main. Orang kan enggak mau ketinggalan kereta, jadi maksa masuk,” kata Nure saat ditemui di dalam KRL tujuan Tanah Abang-Rangkasbitung, Selasa sore.
Apalagi, lanjut dia, waktu untuk menunggu dari satu kereta ke kereta yang lain cukup lama.
Akibatnya, penumpang berebut untuk menumpangi KRL yang terlebih dahulu datang.
“Mau enggak mau penumpang rebutan naik kereta yang pertama,” sebut Nure.
Melihat kondisi di atas, Nure menilai, penambahan jumlah KRL justru penting bagi penumpang.
Oleh karena itu, ia sangat menyayangkan pernyataan anggota DPR yang menolak impor gerbong kereta dan menyebut KRL hanya chaos saat lebaran dan tahun baru.
"Entah itu dia salah ngomong maksudnya kereta jarak jauh atau KRL. Kalau memang pendapatnya dia bilang KRL, jujur, dari saya kalau mau ditambahin KRL-nya," jelas Nure.
Selain itu, dia juga berharap agar pihak terkait dapat menambah waktu keberangkatan. Minimal, ujar Nure, setiap lima menit sekali tersedia kereta yang siap mengangkut penumpang.
"Toh pemerintah minta masyarakat beralih ke transportasi umum. Jadi harus didukung dong," imbuh dia.
Perempuan yang bekerja sebagai karyawan swasta di bilangan Palmerah, Jakarta Barat ini harus menempuh jarak selama sekitar dua jam dengan menggunakan KRL dari Stasiun Bogor.
Bila KRL yang ingin ditumpanginya telat datang, maka Nure terancam terlambat datang ke kantor
“Semoga kereta bisa ditambah lagi. Selain itu juga kalau bisa aturan harus transit di Stasiun Manggarai, untuk menuju arah Tanah Abang dihapus karena kan kami sebagai pekerja juga capek ya kalau harus transit berkali-kali,” papar Nure.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.