Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tangkap Lima Pengeroyok "Debt Collector" di Tangsel

Kompas.com - 10/04/2023, 09:03 WIB
Firda Janati,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Lima pelaku berhasil diringkus polisi dalam kasus  pengeroyokan seorang debt collector di Rawa Buntu, Tangerang Selatan.

"Terkait kasus pengeroyokan yang terjadi di Rawa Buntu, kami sudah amankan. Dalam 1x24 jam, 5 orang pelaku yang sudah kami amankan di Mapolres Tangerang Selatan," kata Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan, AKP Aldo Primananda dalam keterangannya, dikutip Kompas.com, Senin (10/4/2023).

Salah satu dari kelima pelaku yang berhasil diamankan adalah perekam video saat pengeroyokan terjadi.

"Salah satu yang sudah diamankan (perekam video) karena melakukan penghasutan," kata Aldo.

Baca juga: Kronologi Debt Collector Dikeroyok Massa di Tangsel, Berawal Pemilik Tolak Mobilnya Ditarik Paksa

Lebih lanjut, Aldo berujar, setiap pelaku mempunyai peran masing-masing dalam melakukan aksi pengeroyokan tersebut.

"Yaitu ada yang memukul, menendang, dan sebagainya. (Pelaku) memiliki peran masing-masing dalam pengeroyokan tersebut," kata Aldo.

Adapun aksi pengeroyokan tersebut terjadi pada Rabu (5/4/2023) siang.

Seorang pria yang bekerja sebagai debt collector dikeroyok massa karena diduga menarik paksa mobil di kawasan itu.

Aksi pengeroyokan bermula saat korban menemui pengemudi mobil di Rawa Buntu, Tangerang Selatan, dengan niat mengambil mobil.

Pemilik mobil disebut telah menunggak cicilan namun dia tidak terima kendaraannya diambil sehingga meneriaki korban dengan sebutan maling.

"Diteriaki maling, kemudian datang orang sekitar dan dihakimi secara massa sehingga korban jadi korban," ujar Aldo.

Baca juga: Curhat Soimah soal Oknum Pajak, Merasa Diperlakukan bak Koruptor hingga Didatangi Debt Collector

Akibat kejadian itu, korban mengalami luka-luka, tetapi kini kondisinya terus membaik dan tengah menjalani perawatan jalan.

"Kondisi korban stabil, informasinya sudah rawat jalan," kata Aldo.

Kini kelima pelaku harus mempertanggungkan perbuatannya. Mereka dijerat pasal 170 KUHP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com