Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bima, Bekas Anak Punk yang Istikamah Hapus Tato demi Kembali Suci

Kompas.com - 13/04/2023, 21:38 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

"Jiwa muda nggak ada yang bisa nahan. Saya dari dulu punya jiwa seni, saya punya jiwa ekstrem, saya suka yang ekstrem-ekstrem pokoknya, makanya saya nyoba tato, termasuk tato di wajah sampai kepala," ucap dia.

Sederet tato yang digambar pun memiliki sederet makna bagi Bima.

Baca juga: Senangnya Dede Hapus Tato yang Memenuhi Wajahnya dengan Gratis: Kalau Biaya Sendiri Bisa Rp 20 Jutaan

Misal, tato yang menggambarkan purwarupa robot di lengan kanannya. Ia merasa tangan kanannya tak pernah lelah untuk bekerja, sehingga ia mendeskripsikannya melalui tato.

Kemudian ada pula tato karakter Sonic, ikon video game keluaran SEGA.

Karakter Sonic yang digambarkan bisa berlari dengan kecepatan supersonik merupakan suatu keniscayaan bagi Bima untuk terus menikmati hidup.

Ia mengatakan, Sonic sengaja dirajah di lengan kiri atas agar membuatnya lebih bersemangat saat berlari demi menghindari kejaran Satpol PP atau Dinas Sosial (Dinsos).

"Dulu saya kan anak punk, jadi sudah biasa kejar-kejaran sama Satpol PP dan Dinsos. Makanya saya tato tokoh Sonic sebagai bahan motivasi dan dorongan jiwa bahwa saya bisa berlari dengan cepat," imbuh dia.

Selain itu, masih ada sederet tato lainnya yang tampak di tubuh Bima. Mulai dari ilustrasi bintang yang menggambarkan tanggal lahirnya hingga kata bertuliskan 'punk' yang ada di jari-jemarinya.

Adapun dalam penghapusan tato yang dilakukan Bima hari ini, ia menghapus tato karakter Sonic-nya yang terletak di lengan kiri atas.

Namun, tato tersebut tidak langsung lenyap begitu saja. Meski sudah di laser selama beberapa menit, tato bergambar Sonic di lengan Bima boleh dibilang masih cukup kentara.

Tato yang didominasi dengan warna hitam dan hijau itu belum tampak hilang seluruhnya.

Menurut Rahmat, operator penghapus tato yang ada di lokasi, tato bergambar Sonic yang ada di tubuh Bima tidak akan hilang dalam sekali percobaan.

Butuh beberapa kali percobaan untuk membuat tato benar-benar memudar dan hilang sempurna.

"Karena penghapusan tato ini gratis, jadi waktunya nggak bisa lama. Makanya butuh beberapa kali penghapusan tato," tegas Rahmat.

Adapun kegiatan hapus tato yang diikuti Bima merupakan kegiatan gratis yang dihelat Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bazis DKI Jakarta yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Digelar di Masjid Darul Jannah, kegiatan ini hanya berlangsung selama satu hari dan peserta dibatasi sebanyak 100 orang.

Wakil Walikota Administrasi Jakarta Selatan Edi Sumantri mengatakan, adanya penghapusan tato gratis diharapkan bisa memberi banyak manfaat untuk masyarakat.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi solusi bagi warga Jakarta yang ingin menghapus tato, karena dalam ajaran agama Islam, memang tato dilarang karena tato dapat menghalangi air wudhu masuk ke dalam kulit ketika kita membasuh,” tutur Edi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com