Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Berangkat Mudik dari Terminal Pulogebang, Mayoritas dengan Destinasi Sumatera

Kompas.com - 20/04/2023, 09:49 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Mayoritas warga Sumatera

Pemudik yang berangkat mudik sepanjang periode 2023 dari Terminal Pulo Gebang didominasi oleh warga asal Sumatera.

Junaedi mengungkapkan, biasanya para pemudik berangkat sejak pagi buta hingga sekitar pukul 11.00 WIB.

"Pagi-pagi sampai jam 11.00-an WIB paling banyak ke arah Sumatera. Paling banyak tujuannya ke Padang, Bengkulu, Jambi, lalu Palembang, terus Lampung," ungkap Junaedi.

Kemudian, destinasi selanjutnya yang ramai penumpang adalah wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Daerah yang kerap menjadi destinasi mudik tahun ini mencakup Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Madura.

Baca juga: Pemudik dari Terminal Pulo Gebang Didominasi Warga Asal Sumatera

"Ramai pemudik ke Sumatera pagi-pagi karena jarak tempuh busnya lebih jauh," kata Junaedi.

Umumnya, para pemudik mengincar waktu tiba di kampung halaman maksimal pagi keesokan harinya.

Oleh karena itu, keberangkatan pada pagi buta menjadi pilihan warga Sumatera untuk mudik dari Terminal Pulo Gebang.

"Kalau siang enggak mungkin karena (perjalanan) bakal keganggu sama aktivitas penduduk setempat," ucap Junaedi.

"Nyeberang ke Pulau Sumateranya aja bisa 3,5 jam. Belum lagi waktu antre bus ke kapal dan waktu tempuh ke destinasi tujuan," sambung dia.

Ngemper di terminal

Pada Rabu, Terminal Pulogebang telah dipenuhi oleh masyarakat yang hendak mudik ke kampung halaman.

Pantauan Kompas.com di lokasi, Rabu, terminal itu sudah dipadati pemudik sejak pukul 09.00 WIB.

Sejak pagi, hampir tidak ada kursi yang kosong di terminal keberangkatan, sehingga banyak pemudik yang "ngemper" atau duduk di lantai.

Mereka tidak hanya duduk di dekat deretan kursi, juga di sudut-sudut ruangan untuk bersandar ke tembok.

Ada pula yang memanfaatkan tembok area lift untuk duduk bersandar bersama barang bawaannya.

Meski ada rombongan pemudik yang berangkat, ini tidak membuat kursi langsung kosong.

Sebab, sudah ada pemudik lain yang menandai dan langsung menempati kursi itu.

Jadi, ketika mereka melihat seseorang berdiri menuju bus, mereka langsung menghampiri kursi itu agar tidak diserobot oleh orang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com