Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksistensi Orang Batak di Balik Bisnis Tukar Uang Baru di Jakarta Jelang Lebaran

Kompas.com - 20/04/2023, 14:05 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

Karena itu, setiap pagi, sekitar pukul 05.00, Anggiat dan Alam berangkat dari rumah di daerah Pondok Cabe, Tangerang Selatan, menuju kantor cabang salah satu bank swasta di dekat bundaran Pondok Indah.

Sementara itu, Marni Tambunan (52), penjaja uang kertas baru lainnya yang duduk sekian ratus meter dari Anggiat dan Alam tidak menukarkan pecahan uang kertas sendiri ke bank.

Perempuan kelahiran Tapanuli Selatan itu sudah dapat "barang jadi” senilai Rp 20 juta dari ”bandar” yang ia sebut punya kenalan "orang bank”.

Bandar itu Marni kenal di Terminal Lebak Bulus. Bedanya dari Anggiat, Marni dituntut pengembalian yang lebih besar, yaitu Rp 90.000 setiap Rp 1 juta.

Baca juga: Tukar Uang Lebaran di Bank, Warga Bisa Minta Pengawalan Polisi Secara Gratis

Karena itu, Marni berusaha mengambil keuntungan tambahan sebesar Rp 15.000 sehingga biaya tukar pecahan setiap Rp 1 juta adalah Rp 105.000.

Namun, masyarakat selalu menawarnya menjadi pas Rp 100.000 saja sehingga keuntungan yang didapatnya tak begitu banyak.

Terkait banyaknya orang Batak di bisnis jasa penukaran uang baru, pengajar Ilmu Sosiologi Universitas Sumatera Utara, Hadriana Marhaeni Munthe memberikan pandangannya.

Ia mengatakan bahwa keterlibatan orang-orang Batak dalam bisnis penukaran uang memang bermula dari banyaknya perantau yang bekerja di bidang transportasi darat di Jakarta.

Tak heran jika terminal, seperti Lebak Bulus, menjadi ruang terbentuknya solidaritas sosial berdasarkan latar belakang etnis dan kultural.

Baca juga: BI Tidak Anjurkan Masyarakat Tukar Uang di Lapak Musiman Pinggir Jalan, Ini Alasannya

"Jejaring ini akhirnya membentuk kesadaran kolektif sesama mereka sebagai orang Batak. Ini terlihat mula-mula dari banyaknya komunitas berbasis marga, daerah asal, dan identitas agama, seperti (denominasi) gereja," Marhaeni.

"Umumnya, para perantau Batak akan mencari wadah seperti ini sebagai strategi untuk tetap eksis di perantauan,” sambungnya.

Harian Kompas (penulis: Kristian Oka Prasetyadi, Benediktus Krisna Yogatama).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com