Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan M Taufik Sebelum Tutup Usia, Minta Anak-anaknya Akur

Kompas.com - 04/05/2023, 11:37 WIB
M Chaerul Halim,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anisa Yusida, anak kedua almarhum politikus senior Partai Gerindra M Taufik mengungkapkan ayahnya sempat menitipkan pesan sebelum meninggal dunia.

Diketahui, Taufik mengembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Siloam, Jakarta Selatan, Rabu (3/5/2023) malam.

Anisa mengatakan, sang ayah meminta anak-anaknya agar tetap akur satu sama lain.

Baca juga: Sosok M Taufik di Mata Putrinya, Ayah yang Santai tetapi Bertanggung Jawab

"Mungkin kalau waktu sampai di Jakarta agak susah komunikasi. Pas masih bisa berkomunikasi, paling bilang harus akur ya karena Papa misalnya nanti Papa enggak ada," kata Anisa di rumah duka, Jalan SD Lama Nomor 2, Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Kamis (4/5/2023).

Taufik juga meminta anak-anaknya bisa menjaga istrinya, Dian Kartika Rini.

"Kemudian, harus bisa jaga Mama dan adik, pokoknya kalian bertiga harus akur satu sama lain," ujar Anisa.

Selain itu, Anisa mengenang sosok M Taufik merupakan kepala keluarga yang cukup santai dan tak pernah menuntut apa yang menjadi pilihan anak-anaknya.

Namun, anak-anak M Taufik diminta harus tetap bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi pilihannya.

Baca juga: Ahmad Muzani Kenang Jasa M Taufik Besarkan Nama Gerindra di DKI Jakarta

"Sebenarnya Papa itu orang yang sangat santai, terserah deh kalian mau kayak bagaimana, itu pilihan kalian. Tapi kalian harus bertanggung jawab apa yang kalian pilih," kata Anisa.

"Papa hanya bisa mengarahkan, bagaimana pun kalau kami kesusahan papah selalu ada buat kalian," sambung dia.

Menurut Anisa, M Taufik merupakan sosok yang sangat menghargai waktu sehingga menularkan prinsip tersebut ke anak-anaknya.

"Memang Papa paling senang kalau kita menghargai waktu, itu paling penting. Dia selalu bilang 'Kamu kalau mau dihargai orang, hargai dulu waktu orang itu. Lebih baik kamu yang nunggu ketimbang kamu yang telat'. Itu yang menjadi prinsip yang juga selalu saya pegang," ujar dia.

Anisa mengatakan, Taufik rencananya akan dimakamkan sekitar pukul 12.00 WIB atau selepas waktu dzuhur.

Baca juga: Rumah Duka M Taufik Dibanjiri Pelayat, Ada Ahmad Muzani hingga Anas Urbaningrum

"Iya (pemakaman hari ini), habis dzuhur insya Allah kita jalan ke Al-Azhar," kata Anisa.

Adapun M Taufik dikabarkan meninggal dunia Rabu (3/5/2023) malam pukul 21.45 WIB di RS Siloam Hospital Semanggi.

Penyebab meninggal dunia M Taufik karena sakit kanker paru-paru yang dideritanya. Taufik diketahui merupakan politisi senior Gerindra.

Ia sempat menjabat Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta periode 2014-2019 dan 2019-2024 sebelum digantikan Rani Mauliani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com