Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siasat Kakak Angkat 2 Kali Perkosa Istri Adiknya, Suami Korban Disuruh ke Warung dan Cari Rumah Kos

Kompas.com - 11/05/2023, 07:56 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Ibu Rumah Tangga berinisial AM (18) menjadi korban pemerkosaan oleh saudara angkatnya, Zulfadli.

Kuasa hukum korban, Arifin, menyatakan bahwa pemerkosaan terjadi ketika AM bersama adik ipar dan suaminya, Dika (26), sedang bersilahturahmi ke rumah kos yang ditempati Zulfadli di Jalan Budi Mulia, RT 011/RW 15, Pademangan Barat, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (20/2/2023).

Ketika itu, lanjut Arifin, Zulfadli melancarkan aksi bejatnya saat Dika (26) sedang berbelanja bersama adik ipar ke warung.

"Namanya abang angkat, dia percaya saja. Cuma di mata istrinya, Zulfadli sosok yang mengerikan sekali karena bertato,” kata Arifin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/5/2023).

“Karena suaminya ini sering cerita, 'Kalau abang angkat aku ini begini dan begitu. Sama polisi saja, malah dia diamplopin'. Jadi, pesannya itu sudah mengerikan," ujar dia melanjutkan.

Baca juga: Ikut Suami Merantau ke Jakarta, Ibu di Pademangan Diperkosa Kakak Angkat di Samping Bayinya

Sebagai informasi, AM mengenal Zufadli setelah dia dikenalkan oleh suaminya. Dika menjadikan Zulfadli sebagai kakak angkat karena 10 tahun yang lalu memiliki kedekatan emosional sewaktu merantau di Jakarta.

Selepas pemerkosaan itu terjadi, AM tidak bercerita apa pun kepada Dika karena dirinya diancam Zulfadli.

Karena tak ada yang janggal, Dika lantas mengajak istrinya pulang dari rumah kos Zulfadli.

Esok harinya Dika merasa ada yang tak biasa dengan raut wajah AM. Istrinya tidak semringah seperti hari sebelumnya.

Dia tidak berpikir terlalu jauh. Bahkan tak bertanya apa pun, mengapa AM menjadi seperti itu.

Hari terus bergulir hingga petaka datang pada1 Maret 2023. Ketika itu listrik di rumah kos tempat tinggal AM dan Dika padam. Akibatnya, anak mereka yang masih berusia 10 bulan kegerahan dan selalu menangis.

Baca juga: Ibu di Pademangan Diperkosa Dua Kali oleh Kakak Angkat Suaminya, Salah Satunya di Depan Anak

Satu hari belalu, Dika tidak kuat karena melihat kondisi buah hatinya. Dia akhirnya meminta pertolongan kepada Zulfadli untuk merekomendasikan rumah kos yang laik mereka huni.

Pada 2 Maret 2023, Dika bersama AM, dan adik iparnya kembali menyambangi kosan Zulfadli pada pukul 23.00 WIB.

Setibanya di tempat tinggal Zulfadli, Dika bergegas mencari hunian sementara bersama adik iparnya. AM saat itu ingin ikut, tetapi ditahan oleh Zulfadli.

"(Katanya) 'kamu ngapain sudah tengah malam bawa-bawa istri kamu?', 'ya dia enggak berani tinggal di sini', 'masa dia enggak berani tinggal sama saya di sini? Masa abang mau begitu sih. Sudah, jalan saja, enggak usah banyak tingkah'," ungkap Arifin menirukan percakapan Zulfadli dan Dika.

“Kejadiannya itu kurang lebih 1 jam. Jam 11 malam cari indekos, jam setengah 1 sudah kembali ke indekos Zulfadli,” tuturnya lagi.

Setelah 1 jam lebih, Dika dan adik iparnya tiba di indekos Zulfadli. Ia langsung bertanya di mana AM.

Baca juga: Nasib Malang AM, Ikut Suami Merantau ke Jakarta Malah Diperkosa Kakak Angkat di Depan Anak

"(Kata Zulfadli), 'Sudah saya suruh masuk di kamar samping'. Jadi, di sebelah kamarnya itu, dia buka kamar. Kamar kos itu bisa sewa harian. 'Untuk ke tempat yang baru, sementara menginap saja di sini'. Maksudnya, tujuannya supaya jangan mengadu," ucap Arifin.

Zulfadli kemudian melancarkan aksinya ketika Dika mencari rumah kos pada tengah malam itu. AM yang disuruh menunggu di kosan Zulfadli akhirnya diperkosa untuk kali kedua oleh kakak angkat suaminya tersebut.

Sejam kemudian, usai mencari rumah kos yang ingin mereka sewa, Dika kembali ke kosan Zulfadli untuk menjemput AM.

Namun, sesuatu yang tak pernah dia bayangkan terjadi.

Setelah Dika membuka pintu, AM langsung berteriak. Semua perlakuan Zulfadli akhirnya terungkap dalam kesempatan tersebut.

Tak menunggu lama, Dika langsung mempertemukan masing-masing pihak. Zulfadli sempat mengelak, hingga akhirnya mengakui perbuatannya.

Dini hari itu juga, Dika, AM, dan adik iparnya bertolak dari rumah kos Zulfadli ke Polsek Pademangan untuk melaporkan kejadian ini.

"Ditanya sama orang Polsek Pademangan, 'Siapa?', 'ini orangnya pak', 'mana fotonya?'. Akhirnya ditunjukkin ke orang polsek. Orang polsek bilang, 'Wah ini sudah kambuhan, sudah penjahat kambuhan, terkenal'. Baru keluar kasus narkoba," ujar Arifin.

Merespons laporan tersebut, pihak korban bersama kepolisian langsung bergegas ke tempat kejadian perkara (TKP). Sayangnya, Zulfadli sudah tidak ada.

Pagi harinya, Dika dan AM mendatangi Polres Metro Jakarta Utara untuk membuat laporan polisi.

Laporan tersebut teregistrasi dengan nomor LP/B/224/III /2023/SPKT/Polres Metro Jakut/Polda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com