Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditabrak Anak Polisi Saat Mobilnya Mogok, Warga Cijantung Terpental Hampir ke Tengah Jalan

Kompas.com - 11/05/2023, 11:19 WIB
Nabilla Ramadhian,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Giuseppe, korban kecelakaan yang terjadi di Cijantung pada Juli 2022, terpental hampir ke tengah jalan saat ditabrak oleh anak perwira polisi di Jalan RA Fadillah. 

Sementara itu, mobilnya terdorong hingga menerobos separator di tengah Jalan RA Fadillah dan hampir menuju jalur yang berlawanan arah.

Ibu Giuseppe masih berada di dalam mobil, sementara ayahnya terpental ke separator dan pingsan.

"Saya kebetulan pakai kacamata, dan kacamata dan HP (juga) terpental," kata Giuseppe kepada Kompas.com, Rabu (10/5/2023).

Baca juga: Minta Keadilan, Korban Kecelakaan di Cijantung pada 2022 Ungkap Pelaku Terduga Anak Polisi Belum Ditahan

Dia pun menduga bahwa ARP, anak perwira polisi yang menabrak dia dan orangtuanya, melaju kendaraan dalam kecepatan tinggi. Sebab, mobil si pelaku rusak parah akibat tabrakan tersebut.

"Melihat kerusakan pada mobil penabrak, dari rangka mobilnya, bisa dikategorikan kecepatannya kencang,"

Adapun Giuseppe langsung melaporkan kasus ini ke polisi pada hari kejadian. Namun sampai sekarang belum ada kemajuan dalam kasus tersebut.

Kronologi kejadian

Giuseppe pun menceritakan kembali kronologi kecelakaan yang terjadi dini hari itu. Pada saat kejadian, mobil yang dikendarai orangtua Giuseppe mogok di tepi kanan Jalan RA Fadillah, Cijantung, tepatnya di seberang Balai Komando.

Giuseppe turun dari mobil untuk memeriksa mesin sedangkan kedua orangtuanya menunggu di dalam.

Lima menit kemudian, mobil Giuseppe ditabrak seseorang yang belakangan diketahui berinisial ARP. 

"Saya baru ngomong, 'Tolong starter mobil'. Begitu saya minta tolong, langsung ditabrak. Langsung kejadian itu. Interval waktu saya datang sampai kejadian enggak sampai lima menit," tutur dia.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan di Cijantung, Libatkan Seorang yang Diduga Anak Perwira Polisi

Terkait kecepatan mobil ARP, Giuseppe tidak bisa menyimpulkan angka kilometer kecepatannya.

Namun, dilihat dari kerusakan mobil ARP, ada kemungkinan kecepatannya di atas 60-70 km/jam.

Berdasarkan foto yang Kompas.com terima, bagian depan mobil ARP tampak ringsek. Bagian depan kap mesin terlihat patah dan bemper copot.

Bahkan, sepasang air bag pada kursi pengemudi dan penumpang terlepas.

 

Pelaku tak bisa kabur

 

Setelah ditabrak, Giuseppe langsung mencari tahu siapa yang menabraknya. 

"Saya lihat pengemudi keluar. Saya tanya ke warga yang menolong, mana yang nabrak saya," ucap Giuseppe.

Pada saat kejadian, Jalan RA Fadillah masih cukup ramai pengendara motor dan mobil yang melintas.

Sebab, jalanan itu merupakan salah satu akses utama menuju Kelapa Dua, Depok.

"Makanya saat kejadian, saya langsung ditolongin dan langsung ramai," kata Giuseppe.

Baca juga: Penabrak Pasutri di Bekasi Diduga Oknum TNI, Anak Korban Didatangi Denpom Cijantung untuk Jadi Saksi

Saat bertemu dengan ARP, ia bertanya mengapa dirinya ditabrak. ARP beralasan, ia sedang mengambil ponsel yang terjatuh.

"Pelaku cuma diam, ditahan sama orang. Kalau kabur enggak mungkin karena kondisi mobilnya rusak parah," jelas Giuseppe.

Belum ada perkembangan kasus 

Pada hari yang sama, Giuseppe sekeluarga langsung dievakuasi ke RSUD Pasar Rebo.

Setibanya di rumah sakit, Giuseppe samar-samar mendengar bahwa pelaku dan keluarganya menjumpai keluarga Giuseppe.

Dalam pertemuan itu, mereka menyatakan akan mengganti seluruh biaya pengobatan dan perbaikan kerusakan kendaraan.

Namun, keluarga ARP sampai sekarang tidak pernah mengganti biaya pengobatan maupun perbaikan kendaraan.

Dalam pertemuan pada 8 Juli 2022, ibu ARP disebut bertindak arogan terhadap keluarga Giuseppe.

Baca juga: Cerita Petugas PJLP DKI, Gaji Belum Naik Sesuai UMP Jakarta 2023

Pertemuan itu merupakan mediasi terkait pernyataan mereka soal biaya pengobatan dan perbaikan kerusakan kendaraan.

"Ibunya agak arogan ke kakak dan kakak ipar saya, sampai bilang 'Enggak usah saling menekan, enggak usah saling mengancam. Kita akan bertanggung jawab penuh, kita enggak mungkinlah manusia enggak punya hati. Saya ini aparat ya'," ungkap dia.

Hal inilah yang membuat ibu Giuseppe, didampingi kakak dan kakak ipar Giuseppe, melapor ke Polres Metro Jakarta Timur.

Namun, laporan bernomor LP/A/1198/VII/2022/SPKT.SATLANTAS/POLRES METRO JAKARTA TIMUR/POLDA METRO JAYA masih belum menemukan titik terang hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com