Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makam Oey Kiat Tjin, Kapitan Terakhir Tangerang yang Tidak Terawat dan Dipenuhi Sampah

Kompas.com - 13/05/2023, 07:00 WIB
Firda Janati,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Jejak sejarah kehidupan masyarakat etnis Tionghoa yang mewarnai budaya dan tradisi di Kota Tangerang, begitu mudah ditemukan.

Namun dari banyaknya warisan budaya Tionghoa di Tangerang, ada salah satu makam pemimpin Tionghoa yang seolah terabaikan.

Makam Oey Kiat Tjin, Kapitan terakhir di Karawaci, Tangerang, terlihat sangat menyedihkan, tidak terawat dan dipenuhi sampah.

Makam Kapitan terakhir di Tangerang itu terletak di Jalan Cinda RT 001/RW 003, Nusa Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.

Baca juga: NIK Warga DKI yang Sekolah atau Kerja di Luar Jakarta Tidak Akan Dinonaktifkan

Saat Kompas.com mendatangi lokasi, makam sang Kapitan terletak di sebuah lahan kosong yang di sekelilingnya terdapat rumah-rumah warga.

Puing-puing bekas bangunan hingga sampah plastik berserakan di sekitar makam. Mirisnya, bekas aksi vandalisme terlihat jelas di batu nisan.

Bentuk bangunan makam mirip pendopo rumah dengan ditopang 10 tiang utama. Tiangnya masih kokoh berdiri.

Tinggi pendopo kurang lebih 2,5 meter hingga 3 meter dan terdapat tulisan "Kapitein Oey Kiat Tjin" tepat di atas bangunannya.

Baca juga: Anak Perwira Polisi Penabrak Satu Keluarga di Cijantung Sudah Tersangka, tapi Belum Ditahan

Konten Kreator Budaya Tionghoa (Cina Benteng), Elsa menuturkan kepada Kompas.com bahwa makam tersebut memang milik Oey Kiat Tjin, sang Kapitan Terakhir.

"Di Karawaci yang terkenal itu Bapaknya, jadi beliau (Oey Kiat Tjin) menggantikan Bapaknya. Memang sistem Kapitan di zaman pemerintahan Belanda itu yang dipilih yang paling kaya, dan pastinya berpengaruh," ujar Elsa.

Elsa menjelaskan, Oey Kiat Tjin adalah seorang Landheer Karawatji atau semacam tuan tanah yang kemudian menjadi Kapitein der Chinezen Tangerang atau pemerintahan sipil Tionghoa lokal terakhir di Tangerang pada tahun 1928.

Seorang Kapitan pada zamannya memiliki kewenangan mengatur komunitas masyarakat yang dipimpinnya. Di zaman sekarang, Kapitan seperti seorang Wali Kota, Camat atau Lurah.

Baca juga: Kebakaran Lahap Bedeng 30 Pintu di Pesanggrahan

Semasa hidup, Oey Kiat Tjin mengatur perizinan legal masyarakat, urusan politik, bahkan urusan ritual keagamaan.

Oey Kiat Tjin menggantikan ayahnya, Oey Djie San yang wafat pada 11 Oktober 1925. Ia menjadi seorang Kapitan selama 6 tahun sebelum wafat pada 1934.

Kata Elsa, bukan hanya etnis Tionghoa yang mendapat kesempatan menjadi Kapitan, tetapi juga etnis Arab dan etnis luar yang tinggal di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com