Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nia 18 Tahun Jadi Pedagang Bunga di Rawa Belong, Raup Untung hingga Rp 500.000 per Hari

Kompas.com - 14/05/2023, 17:00 WIB
Zintan Prihatini,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, menjadi sentra bagi para pedagang untuk menjajakan beragam macam bunga, mulai dari mawar, bunga matahari, teratai, hingga sedap malam.

Ramai suara pedagang memanggil-manggil calon pembeli yang hilir mudik, ketika Kompas.com menyambangi pasar ini pada Jumat (12/5/2023) sore.

Salah satunya ialah Nia Yunengsih, pedagang bunga matahari yang berjualan di ujung pasar.

Sembari menata puluhan batang bunga matahari di atas meja kayu, Nia juga tampak sibuk meladeni pembeli.

Dia tampak bersama sang ayah, yang ikut menjual bunga-bunga tersebut.

"Mau beli berapa Kak?" tanya ayah Nia, yang berada di lapak jualannya.

Baca juga: Makam Kapitan Terakhir di Tangerang Rusak Tak Terawat, Patung Singa Kilin Dicuri Orang

Kompas.com pun berkesempatan berbincang dengan Nia, yang menceritakan awal mula ia menggelar lapak di Pasar Bunga Rawa Belong.

"Udah lama dagang di sini sekitar tahun 2005, udah 18 tahun ya," kata Nia.

Belasan tahun, Nia mengadu nasib di Ibu Kota sejak merantau dari kampungnya di Sukabumi, Jawa Barat.

Dia berujar, tak ingin alih profesi menjadi pedagang bunga. Berdagang bunga juga menjadi pekerjaan pertama baginya.

"Enggak ada keinginan cari pekerjaan lain. Sudah enak di sini," imbuh dia.

Baca juga: Mei 1998, Saat Jakarta Dilanda Kerusuhan Mencekam dan Ditinggal Para Penghuninya...

Ibu dua anak ini mengaku memilih berdagang bunga lantaran suplainya mudah didapatkan.

Pasar Bunga Rawa Belong, lanjutnya, menjadi tempat di mana pedagang seperti dirinya lebih mudah mendapatkan pembeli.

"Kalau dagang bunga kan kami udah ada petaninya. Ini dari Joglo, Meruya, dari Jakarta. Bunga matahari kan hidup di tempat kayak di Jakarta. Ini datang dari Jakarta langsung," ucap Nia.

Selain bunga matahari, Nia juga berjualan bunga teratai.

Puluhan bunga matahari dan teratai itu tampak ditaruh di ember abu-abu besar yang diisi air. Kata Nia, hal tersebut dilakukan agar bunga tak layu hingga tujuh hari ke depan.

"Yang paling laku bunga matahari. Biasanya yang nyari orang untuk wisuda, buat buket bunga, bisa juga untuk papan turut berdukacita," jelas Nia.

Baca juga: Herman dan Sepotong Kisah di Pintu Pelintasan Rel Kereta, Oase di Tengah Kerasnya Jakarta

Dalam sehari, Nia bisa mengantongi keuntungan hingga Rp 500.000.

Namun, jika sepi pembeli, dia hanya mendapatkan keuntungan sekitar Rp 100.000 saja.

Perempuan asli Sukabumi itu menyampaikan, toko bunganya buka selama 24 jam. 

"Dijaga tokonya gantian, kalau saya siang. Orangtua malam, kan 24 jam buka terus ini mah," ucap dia.

Terkadang, saat sepi pembeli, Nia harus memutar otak untuk mencari pundi-pundi rupiah.

Sehingga ia terpaksa menggunakan uang tabungan, untuk memenuhi kebutuhan di rumah.

"Harapannya paling usaha bisa berkembang. Pengin sih bunga saya diekspor, enggak di sini saja. Harapannya bisa buka toko lain, cuman modalnya belum ada," ungkap Nia sambil berseloroh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Ini, Tim Kuasa Hukum Vina Cirebon Akan Datangi Kantor Komnas HAM

Hari Ini, Tim Kuasa Hukum Vina Cirebon Akan Datangi Kantor Komnas HAM

Megapolitan
AJI Jakarta, PWI, dan Organisasi Pers Berunjuk Rasa di DPR Hari Ini, Tuntut Revisi UU Penyiaran Dihentikan

AJI Jakarta, PWI, dan Organisasi Pers Berunjuk Rasa di DPR Hari Ini, Tuntut Revisi UU Penyiaran Dihentikan

Megapolitan
Jangan 'Bunuh' Warga Kampung Bayam Berulang Kali...

Jangan "Bunuh" Warga Kampung Bayam Berulang Kali...

Megapolitan
Janji Jakpro Beri Pekerjaan ke Warga Kampung Susun Bayam yang Mau Tinggalkan Rusun...

Janji Jakpro Beri Pekerjaan ke Warga Kampung Susun Bayam yang Mau Tinggalkan Rusun...

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 27 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 27 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 27 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 27 Mei 2024

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, 9.610 Wisatawan Berlibur ke Kepulauan Seribu

Libur Panjang Waisak, 9.610 Wisatawan Berlibur ke Kepulauan Seribu

Megapolitan
Kuasa Hukum 'Vina Cirebon' Minta Polisi Berpegang pada Putusan Pengadilan soal 3 Nama yang Buron

Kuasa Hukum "Vina Cirebon" Minta Polisi Berpegang pada Putusan Pengadilan soal 3 Nama yang Buron

Megapolitan
Yakin Pegi Tersangka Utama Pembunuhan Vina, Kuasa Hukum: Ada Bukti Ijazah dan KTP

Yakin Pegi Tersangka Utama Pembunuhan Vina, Kuasa Hukum: Ada Bukti Ijazah dan KTP

Megapolitan
Polisi Hapus 2 Nama DPO Kasus 'Vina Cirebon', Keluarga Terkejut dan Kecewa

Polisi Hapus 2 Nama DPO Kasus "Vina Cirebon", Keluarga Terkejut dan Kecewa

Megapolitan
[Populer Megapolitan] Kisah Endah, Jemaah Haji yang Ditinggal Wafat Istri di Jeddah | 'Mayor' Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI 2024

[Populer Megapolitan] Kisah Endah, Jemaah Haji yang Ditinggal Wafat Istri di Jeddah | "Mayor" Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 27 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 27 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Keluhkan Dampak Banjir, Warga Kebon Pala: Rumah Rusak dan Timbul Penyakit

Keluhkan Dampak Banjir, Warga Kebon Pala: Rumah Rusak dan Timbul Penyakit

Megapolitan
Tips Memilih Sapi Kurban yang Berkualitas, Bisa Lihat dari Mulut dan Kakinya

Tips Memilih Sapi Kurban yang Berkualitas, Bisa Lihat dari Mulut dan Kakinya

Megapolitan
Bisnis Hewan Kurban, Wakil Wali Kota Jakut Beri Sapinya Ampas Tahu agar Gemuk dan Berkualitas

Bisnis Hewan Kurban, Wakil Wali Kota Jakut Beri Sapinya Ampas Tahu agar Gemuk dan Berkualitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com