JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, Sodetan Ciliwung dapat memecah debit air Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT).
Karena itu, sodetan ini dinilai penting untuk mengatasi banjir Jakarta.
"Pertama, (Sodetan Ciliwung) sangat penting. (Fungsinya) membagi dan membelah (debit air) ke arah Ancol dan Manggarai," kata Heru dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Heru Budi Kebut Pembebasan Lahan untuk Sodetan Ciliwung, Proyek Titipan Jokowi?
Sodetan Ciliwung berfungsi mengalirkan sebagian air dari Ciliwung ke KBT saat debit air tinggi.
Dengan demikian, tidak semua air Ciliwung mengalir ke daerah hilir dan meluap ke permukiman warga.
"Sehingga sebelum ke sana (Manggarai dan Ancol), ini disodet ke Kanal Banjir Timur," tutur Heru.
Menurut Heru, KBT masih memungkinkan untuk menampung volume air limpahan dari Kali Ciliwung.
"Volume BKT ini masih sangat memungkinkan untuk mengalirkan itu (limpahan air). Nanti di Ancol sudah bikin pompa, di Gunung Sahari, untuk penyelesaian (banjir) di Pasar Baru. Jadi saling berkaitan," kata Heru.
Baca juga: Dipuji Jokowi karena Cepatnya Pembebasan Lahan Sodetan Ciliwung, Heru Budi: Kerja Bersama
Wawancara khusus dengan Heru Budi dapat Anda saksikan dalam video berikut ini:
Sebagai informasi, Sodetan Kali Ciliwung membentang dari inlet (jalur masuk air) di Bidara Cina dan outlet (jalur keluar air) di Kebon Nanas, Jakarta Timur.
Sodetan Kali Ciliwung disebut mampu mengurangi 60 meter kubik air per detik.
Proyek ini sempat terhenti bertahun-tahun karena masalah pembebasan lahan. Sejak Heru Budi menjabat sebagai Pj Gubernur, Pemprov DKI langsung mempercepat pembebasan lahan, sehingga proyek dapat berlanjut.
Sodetan Ciliwung kemudian ditargetkan rampung pada April 2023. Namun, hingga kini, proyek itu masih dalam tahap pengerjaan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, Sodetan Ciliwung ditargetkan beroperasi pada Juni 2023.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.