Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Taksi "Online" Asal Jakut Kena Tipu Teman, Mobil Dibawa Kabur Saat Jemput ke Salatiga

Kompas.com - 26/05/2023, 10:31 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Nasib malang menimpa Sutrisno (63). Mobil milik sopir taksi online asal Jakarta Utara itu dibawa kabur temannya sendiri, Heri Nopitrianto, saat hendak menjemputnya di Salatiga, Jawa Tengah.

Penipuan bermula pada Selasa (16/5/2023), ketika Sutrisno dikabari temannya, Las Darminto, bahwa Heri memesan jasa korban tanpa aplikasi untuk dijemput di Salatiga.

Sebagai informasi, Sutrisno, Las Darminto, dan Heri memiliki hubungan pertemanan dan kerap bertemu di warung kopi daerah Plumpang, Jakarta Utara. Sedangkan Heri, dia disebut baru mengenal Sutrisno pada Maret 2023.

"Akhirnya sepakat dengan harga Rp 4 juta untuk penjemputan Heri dan empat temannya," ungkap Sutrisno, Kamis (25/5/2023).

Baca juga: Naik Taksi dari Bandara Soekarno Hatta ke Mal Kokas, Penumpang “Digetok” Bayar Rp 900.000

Sutrisno bertolak dari rumahnya di daerah Koja, Jakarta Utara, menuju Salatiga pada Rabu (17/5/2023) pukul 15.00 WIB.

Mobil Toyota Avanza hitam metalik dengan nomor polisi B 2699 UOA yang dikendarai Sutrisno akhirnya tiba di lokasi yang ditentukan, yakni di depan kampus UIN Salatiga, sekitar pukul 21.00 WIB.

Dalam pertemuan itu, Heri meminta Sutrisno duduk di kursi penumpang agar beristirahat sejenak karena sudah melakukan perjalanan jauh dari Jakarta menuju Jawa Tengah.

Mereka pun menuju Hotel Fortuna Kopeng, Banaran, Wates, Getasan, Kopeng, Jawa Tengah, untuk beristirahat.

"Saya disuruh istirahat dulu, disuruh mandi. Sedangkan dia jemput empat temannya yang enggak jauh dari lokasi. Katanya cuma 500 meter dari lokasi. Setelah dijemput, katanya langsung ke Jakarta, " ucap Sutrisno.

Baca juga: Begini Muslihat Sales Taksi Bandara Soekarno Hatta untuk “Scam” Penumpang…

Pukul 23.00 WIB, gawai Sutrisno berdering, tanda panggilan masuk dari Heri. Dia mengabarkan kepada Sutrisno bahwa ia harus menunggu lantaran empat temannya yang akan ikut ke Jakarta masih asyik berkaraoke.

Tiga jam berlalu dan sudah berganti hari, gawai Sutrisno kembali berbunyi. Kali ini Heri meminta agar korban menunggu sebentar dengan alasan dia tengah menyiapkan berkas penting untuk dibawa ke Jakarta.

"Saya tunggu sampai 08.00 WIB, dia telepon lagi. 'Pak, tunggu setengah jam lagi. Ini sudah ke arah hotel. Nanti kita langsung ke Jakarta'," ungkap Sutrisno menirukan pembicaraannya dengan Heri.

Namun sayang, setelah panggilan tersebut selesai, Sutrisno mengirim pesan WhatsApp kepada Heri dan hanya ceklis satu.

Sutrisno mengecek pendeteksi yang berada di mobilnya melalui gawai. Akan tetapi, dua alat yang ditaruh di tempat tersembunyi tersebut berhasil dilumpuhkan.

Baca juga: Polisi Periksa Salesperson dan Sopir Taksi yang Getok Tarif Rp 900.000 di Bandara Soekarno-Hatta

Atas kejadian ini, Heri melapor ke kantor Polsek Getasan. Tetapi, aduannya belum bisa diterima lantaran ada berkas-berkas yang harus dilengkapi mengingat mobil tersebut masih kredit.

"Bapak polisinya juga baik, kasih ongkos ke saya Rp 150.000. Hari Senin, 22 Mei pukul 23.00 WIB, saya berangkat ke Salatiga bersama Las Darminto. Sampai sana pukul 12.00 WIB. Saya langsung menghadap dan diproses," kata Sutrisno.

Kini, aduan tersebut teregistrasi di Polsek Getasan dengan nomor Lap Duan/B/19/V/2023/JATENG/RES SMG/ SEK GTS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com