Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Riang Prasetya Serobot Lahan Milik Negara, Warga Pluit Putri Protes

Kompas.com - 29/05/2023, 15:20 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RT 005/RW 06 Perumahan Pluit Putri, Johanna Aliandoe, mewakili warganya menyatakan berkeberatan dengan pernyataan Riang Prasetya yang menyebut peristiwa dalam video rekaman dirinya diduga diintimidasi adalah terkait kasus penyerobotan lahan negara oleh warga.

Johanna menegaskan bahwa pernyataan Riang soal penyerobotan lahan negara membuat warga Pluit Putri tak nyaman.

Menurut Johanna, keributan warga dengan Riang berawal ketika Ketua RT 005, Ketua RT 003, Ketua RT 006/RW 06 Pluit Putri menerima surat dari Kelurahan Pluit pada 26 April 2019 yang berisi undangan sosialisasi rencana pembangunan sekolah swasta BTB International School.

Baca juga: Warga Kompleks Pluit Putri Protes Alih Fungsi RTH Jadi Sekolah Swasta

Undangan sosialisasi tersebut membuat warga Pluit Putri geger karena BTB International School bakal berdiri di atas satu-satunya ruang terbuka hijau (RTH) yang sudah ada sejak dulu di wilayah permukiman mereka.

"Lho, kaget kita. 'Kok sosialisasi? Kok kami enggak tahu apa-apa mau dibangun sekolah? Kok bisa sekolah dibangun di atas fasilitas umum dan fasilitas sosial kita?'. Wah ribut, resah," kata Johanna saat ditemui di Pluit Putri, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (29/5/2023).

"Undangan dikirim pada 26 April untuk pertemuan di Kelurahan Pluit pada 3 Mei 2019," ujar Johanna melanjutkan.

Pertemuan untuk sosialisasi belum berlangsung, Johanna menyebut Riang yang saat itu bertindak sebagai koordinator lapangan datang bersama para pekerja pada 1 Mei 2019.

"Pak Riang itu sudah di sini, mulai bongkar trotoar sebelum sosialisasi. Bayangkan, sosialisasi itu tanggal 3, tapi tanggal 1 sudah datang," ucap Johanna.

Baca juga: Demo Tolak Pembangunan BTB School, Lima Warga Pluit Putri Dilaporkan ke Polisi

Johanna dan warga sekitar tidak mengetahui penugasan Riang pada saat itu sebagai apa. Namun, sepanjang yang diketahui warga Pluit Putri, Riang merupakan pemilik Optik Karisma di Pluit.

Ketika itu, Johanna dan warganya ke luar rumah dan mempertanyakan maksud kedatangan Riang bersama para pekerja.

Tetapi, kata Johanna, saat itu Riang menolak menjawab pertanyaan. Riang menyarankan warga tidak usah banyak bertanya tentang maksud kedatangan mereka bersama para pekerja.

"Dia datang ke sini dengan petangtang-petengteng, ya maaf, memang faktanya begitu, saya tidak mengada-ada. Silakan Anda tanya diseluruh warga di sini, kita semua tahu karena semua ada di situ pas kejadian itu," ucap Johanna.

Baca juga: Anak Perusahaan Jakpro Pertimbangkan Langkah Hukum Terkait Penggembokan Taman Pluit Putri oleh Warga

"Karena itu kaget, tiba-tiba ini dibongkar semua. Nah, terus dulunya pagar yang di depan itu, itu kan ada tembok. Nah, tembok itu dijebol oleh pekerja-pekerja yang di bawah dia (Riang)," tutur Johanna.

Oleh karena itu, Johanna bersama warga Pluit Putri yang lain bertanya kepada ketua RW setempat tentang siapa Riang saat itu. Tetapi, tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.

"Nah, waktu sosialisasi pada 3 Mei di Kelurahan Pluit, dia sebagai juru bicaranya BTB dan sosialisasi itu sifatnya satu arah. Wah presentasi dengan gambar perencanaan," ucap Johanna.

Oleh karena itu, Johanna yang mewakili warga sekitar menolak disebut oleh Riang sebagai masyarakat yang menyerobot lahan milik negara.

Padahal, kata Johanna, warga Pluit Putri hanya berupaya mempertahankan RTH satu-satunya di wilayah mereka sebagai sarana dan prasarana umum.

Kini perencanaan sekolah swasta tersebut sudah terjadi yang sebagian lahannya disewakan dari PT Jakarta Propertindo alias Jakpro kepada pihak BTB International School.

Video Riang ribut dengan warga

Sebagai informasi, pada Sabtu (27/5/2023) lalu beredar sebuah video rekaman yang menampilkan Ketua RT 011/RW 03 di Pluit, Riang Prasetya, diduga intimidasi.

Narasi video rekaman yang beredar di media sosial itu menyebut Riang diduga diintimidasi para pemilik ruko di RT 011/RW 03, Jalan Niaga, Blok Z4 Utara dan Blok Z8 Selatan, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.

Pasalnya, Riang merupakan orang yang mengadukan deretan ruko tersebut sehingga akhirnya area yang mencaplok bahu jalan dan saluran air di ruko tersebut dibongkar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara.

Baca juga: Terungkap, Rekaman Peristiwa RT Riang Diintimidasi Ternyata Video Lama dan Beredar di Medsos

Namun, Riang kemudian menjelaskan bahwa video tersebut merupakan peristiwa yang sudah lama terjadi dan tak ada sangkutannya dengan pembongkaran sebagian area ruko di Pluit.

Dia bahkan mengatakan peristiwa itu merupakan kasus penyerobotan lahan negara.

"Dalam perkara ini, jelas-jelas warga Pluit Putri yang sewenang-wenang mau menguasai lahan milik negara. Lalu, siapa yang salah? Perkara ini sudah selesai," ujar Riang saat dihubungi Kompas.com pads Sabtu (27/5/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com