Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Tiada Akhir Penghuni Rusunawa Marunda: Krisis Air Bersih, Polusi Debu Batubara, dan Marak Pencabulan Anak

Kompas.com - 29/05/2023, 17:35 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemelut bagi penghuni Rumah Susun (Rusun) Marunda, Jakarta Utara, belum juga berakhir. Warga pinggiran Ibu Kota seolah tak pernah merasakan kehidupan layak.

Selama bertahun-tahun, penghuni rusun itu tak bisa lepas dari bahaya pencemaran udara yang berasal dari debu batubara. Bahkan, area tersebut dinyatakan tak mungkin bersih dari pencemaran lantaran banyak industri di sekitar rusun.

Derita warga rusunawa itu belum usai. Permasalahan air bersih juga masih soal lain bagi penghuni rusunawa. Krisis air bersih terjadi akibat debit air dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PAM) Jaya yang suplainya kurang maksimal.

Baca juga: Terus Menerus Krisis Air Bersih, Penghuni Rusun Marunda: Tahun Ini Paling Parah

Tak sampai di situ, kini penghuni rusun mengeluh kekeringan. Air bersih yang ada di bak penampungan milik PAM Jaya tidak memadai untuk mengaliri ke sejumlah unit setiap waktu.

Di luar persoalan kebutuhan hidup, penghuni rusun juga sempat dibayang-bayangi bahaya kriminalitas. Pencabulan anak juga marak terjad, bahkan sudah sering terjadi sejak 2016.

Krisis air bersih

Krisis air bersih di Rusunawa Marunda sebetulnya sudah terjadi sudah lama. Masalah air bersih sudah dikeluhkan oleh para penghuni rusun sejak dua tahun terakhir.

Baca juga: Perempuan Dalam Karung di Marunda Tewas Dibekap Selimut

"Setahu saya itu sudah dua tahun terakhir keluhannya (sulit mendapatkan air bersih)," ujar Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta Sarjoko, Kamis (16/2/2023).

Krisis air bersih itu pun masih sering terjadi hingga kini. Bahkan, masalah itu sudah merembet pada masalah kekeringan yang melanda pernghuni rusun.

Salah satu penghuni, Rahmat (38), mengatakan penghuni mendapatkan air bersih paling tidak satu kali dalam sehari. Krisis air bersih berdampak pada 100 unit hunian di Rusun Marunda.

Ketua RW setempat berinisiatif membeli genset sebagai pembangkit listrik mesin pompa pendorong air dari bak penampungan milik PAM Jaya agar dapat mengalir ke setiap tower yang kekeringan.

Baca juga: Ketua RW Duga Debu Bata Baru yang Kembali Muncul di Marunda Berasal dari Perusahaan Lain

Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin sebelumnya mengatakan, PAM Jaya berencana membangun reservoir atau bak penampungan air komunal di sekitar Rusun Marunda di Jakarta Utara.

"Sementara sampai pembangunan Reservoir komunal di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran)," ujar Arief saat dikonfirmasi, Rabu (15/2/2023).

PAM Jaya telah mengirimkan mobil tangki sebagai solusi jangka pendek terkait keluhan masyarakat yang sulit mendapatkan air bersih. Upaya tersebut dilakukan sementara sampai nanti dibuat bak penampung air bersih.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Rusun Marunda Belum Selesai, Kini Penghuni Kekeringan

Polusi debu batubara

Debu batu bara kembali mencemari Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda Cilincing, Jakarta Utara sejak Kamis (10/11/2022). Istimewa Debu batu bara kembali mencemari Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda Cilincing, Jakarta Utara sejak Kamis (10/11/2022).

Area di sekitar Rusunawa Marunda disebut tidak mungkin bersih dari pencemaran debu batubara karena terdapat banyak industri di sekitar rusun tersebut.

"Memang daerah tersebut dikelilingi kawasan industri yang memang industrinya masih pakai batu bara sebagai pembangkit atau bahan bakarnya," sebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto, Jumat (9/12/2022).

Pengurus Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (FMRM), Cecep Supriadi, sebelumnya menyampaikan bahwa pencemaran debu batu bara berulang terjadi beberapa kali sepanjang 2022.

Baca juga: Warga Rusun Marunda Kembali Teriak, Lingkungannya Tercemar Debu Batu Bara Berbulan-bulan

Terparah, pada Maret hingga Juni 2022 debu batu bara menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

"Banyak warga yang terkena batuk-batuk, radang tenggorokan, ISPA, gatal-gatal, dan sakit mata," sebut Cecep saat dihubungi, Senin (14/11/2022).

Debu batu bara, kata dia, sempat berhenti sejak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mencabut izin PT KCN. Namun, September lalu debu batubara kembali lagi mencemari rusun.

Marak pencabulan anak-anak

Ketua RW setempat, Nasrullah Dompas, menyebutkan ada puluhan anak yang mengalami pencabulan dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, dan pelakunya mencapai sembilan orang.

"Kalau dari catatan saya, kasus kekerasan seksual atau pencabulan terhadap anak-anak itu ada sembilan kasus (9 pelaku) sejak 2016," ujar Nasrullah saat ditemui di Marunda, Kamis (19/1/2023).

Baca juga: Puluhan Anak di Rusun Marunda Jadi Korban Pencabulan, Kebanyakan Pelaku Lolos dari Jerat Pidana

Pencabulan anak itu, lanjut Nasrullah, terjadi di beberapa tower rusun. Baik anak laki-laki maupun perempuan menjadi sasaran empuk para predator seksual yang juga menghuni rusun tersebut.

Terakhir, kasus dugaan pencabulan dialami balita berinisial AN (3) pada Kamis (12/1/2023). Namun, hingga kini, pelaku yang sudah teridentifikasi itu masih belum ditangkap dan bebas berkeliaran di rusun.

Adapun dari delapan kasus pencabulan yang terjadi sebelumnya, hanya dua pelaku yang akhirnya dipidana. Sementara, pelaku lainnya hanya diusir dari unit rusun.

(Penulis : Zintan Prihatini, Muhammad Isa Bustomi, Muhammad Naufal | Editor : Jessi Carina, Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com