Selama shalat di masjid tersebut, itulah pertama kalinya Drumas dilarang masuk ke area dalam menggunakan kursi roda.
"Walaupun Drumas tidak setiap hari ke masjid, masuk kursi rodanya mungkin bisa dihitung dengan jari tapi selama ini enggak apa-apa. Tidak ada apa-apa, bahkan mendapat banyak bantuan," ucap Octorina.
Baca juga: Bus Kecelakaan di Tol Jakarta-Tangerang, Seorang WN China Tewas di Lokasi
Terkini, Octorina dan suaminya telah bertemu dengan pihak Masjid Al Muslimin yang digelar pada Sabtu sore.
Kepada Octorina, pengurus masjid menyatakan larangan kursi roda masuk ke dalam masjid adalah bentuk antisipasi najis yang bisa mengotori tempat ibadah tersebut.
"Intinya adalah pengurus masjid sudah memberi penjelasan ke kami bahwa itu adalah bentuk kehati-hatian dari najis," imbuh dia.
Dalam pertemuan itu, kata Octorina, pengurus masjid juga sepakat menyediakan kursi roda khusus yang bisa digunakan anaknya di dalam masjid.
"Bersedia atau akan menyediakan kursi roda pengganti, tongkat, dan tempat duduk yang tidak di space khusus. Bisa di mana saja tapi memang menjadi inventaris masjid," tutur dia.
Baca juga: Anies Puji Home Industry Pencetak Tiket Formula E: Dibuat di Rumah, tapi Hasilnya Kelas Dunia
Kompas.com telah berupaya menemui pengurus masjid, tetapi mereka enggan berkomentar terkait peristiwa ini.
Sementara itu, berkaca dari kasus yang dialaminya, Octorina berharap tersedia fasilitas umum yang ramah disabilitas. Terlebih, bagi Drumas, kursi roda bagaikan "tubuhnya" sendiri.
"Kami tidak minta dikasihani, kami minta dikasihi. Tanda kasih dari berbagai pihak akan membuat penyandang disabilitas dan keluarga teringatkan untuk menjalani kehidupan yang memang mau atau tidak mau sebagai individu minoritas," papar Octorina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.