Setelah Kompas.com mencoba menggoyang, pohon bekas tebang itu masih kokoh dan tidak dapat disingkirkan menggunakan tangan.
Kami juga sempat berupaya mengeruk tanah dekat akar pohon tersebut.
Nyatanya pohon ini memang tumbuh di atas beton dan akarnya kuat menjalar di tanah.
Sementara itu, di luar pembatas JLNT Pluit, terdapat sejumlah pohon yang tumbuh besar sehingga membuat JLNT Pluit sedikit rindang.
Sayangnya, setelah ditelusuri lebih dalam, di luar pembatas JLNT Pluit ini menjadi tempat "tersembunyi" pembuangan sampah.
Sampah-sampah ini beragam jenis, di antaranya limbah plastik, minum botol beralkohol, baju bekas, hingga gelas kaca.
Sebelum mangkrak dan tak terawat seperti sekarang ini, proyek JLNT Pluit sempat mendapat penolakan keras dari warga sekitar.
Forum Warga Pluit mendesak pemimpin DKI Jakarta saat itu, mantan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, untuk mengkaji ulang pembangunan JLNT Pluit.
Pasalnya, proyek yang akan menggunakan sebagian besar badan Tanggul Pluit itu berpotensi merusak tanggul, sehingga menyebabkan banjir.
Bila banjir terjadi, bukan hanya warga yang akan terdampak, tetapi juga PLTU Muara Katang yang merupakan sumber listrik untuk Jawa-Bali.
Baca juga: Ingat, JLNT Casablanca Bukan untuk Pengendara Motor
Selain itu, warga merasa tidak dilibatkan dalam penyusunan dan sosialisasi amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) JLNT Pluit.
Diketahui, JLNT Pluit ditargetkan memiliki panjang sekitar 10 kilometer.
Proyek ini akan menghubungkan Pluit dengan kawasan komersil Green Bay di Jakarta Utara.
Namun baru sekitar 3 kilometer jalan yang selesai dibangun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.