Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma Kena Lemparan Petasan Saat Tawuran, Warga Gang Mayong: Saya Jadi Gampang Panik

Kompas.com - 09/06/2023, 11:41 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Bekasi Timur IV di Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, dikenal sebagai lokasi marak tawuran.

Aksi kenakalan remaja itu tidak hanya berdampak pada pedagang di sepanjang jalan, juga warga setempat.

Junaedi (50), bukan nama sebenarnya, adalah salah satu warga RW 07. Ia pernah menjadi korban pelemparan petasan dan batu saat tawuran pecah.

Baca juga: Keresahan Warga Gang Mayong soal Tawuran: Takut Anak Ikut-ikutan

"Pernah saya lagi di luar rumah, duduk-duduk dekat pos RW 07, tiba-tiba ada yang nyerang (melempar) petasan dan batu," ungkap dia di lokasi yang dikenal dengan Gang Mayong, Kamis (8/6/2023).

Peristiwa terjadi pada malam hari. Junaedi tidak mengingat pasti waktunya, tetapi saat itu aksi tawuran tiba-tiba terjadi.

Junaedi, sedang duduk dan mengobrol dengan tetangga, langsung mengamankan diri ke dalam gang.

Sebab, tawuran pada saat itu hanya terjadi di sepanjang Jalan Bekasi Timur IV.

"Panik perasaannya waktu itu. Enggak tenang karena takut ada luka bakar. Saya emosi juga karena lagi duduk, tiba-tiba dilempar petasan dan batu," terang dia.

Baca juga: Sudi Pedagang Mi Ayam Heran, Hanya Dia yang Berjualan Usai Tawuran Gang Mayong

Atas kejadian itu, Junaedi sempat mengalami trauma. Ia menjadi panik acap kali mendengar bunyi petasan.

Sebab, ia mengingat kejadian ketika ia menjadi korban pelemparan petasan.

Trauma lainnya yang Junaedi miliki adalah ia menjadi mudah curiga dengan suara berisik pada malam hari.

"Bisa dibilang (tawuran) memengaruhi mental karena saya jadi mudah panik karena petasan, dan curigaan setiap dengar suara ramai pas malam-malam," ungkap Junaedi.

"Jadi waspada mulu, itu orang-orang lagi ngapain. Tapi biasa kalau ini, saya keluar rumah buat meriksa keadaan. Kalau bener tawuran, langsung lapor RT dan RW setempat," imbuh dia.

Baca juga: Beruntungnya Sudi, Tak Jualan Saat Tawuran Pecah 2 Hari di Gang Mayong, tapi Khawatirkan Pedagang Lain...

Meski tinggal di sana sejak lahir, Junaedi tetap merasa resah dengan aksi tawuran di sana.

Ia mengungkapkan, sebenarnya tawuran di wilayahnya baru ada terjadi sekitar 2020.

"Sebelumnya mah tawuran enggak ada. Cuma pertengkaran perorangan, enggak kelompokan (tawuran). Tawuran baru-baru ini, sekitar 2020 awal," ucap dia.

Sebagai informasi, sebagian besar orang lebih mengenal Jalan Bekasi Timur IV sebagai Gang Mayong.

Mayong sebenarnya adalah nama salah satu gang di RW 07, dekat Jalan Bekasi Timur IV.

Namun, tawuran sering terjadi di jalanan itu antara warga Gang Mayong dari RW 07 dan warga dari RW 08. Karena itu, kawasan tersebut sering dilabeli Gang Mayong.

Baca juga: Semoga Tawuran di Gang Mayong Tak Terulang Lagi, Warga dan Pedagang Resah...

Tawuran besar terbaru terjadi pada 20-21 Mei 2023. Tawuran pertama terjadi pada Sabtu sekitar pukul 15.45 WIB. Pemuda RW 07 disebut menyerang pemuda RW 08.

Dua orang mengalami luka serius akibat disabet senjata tajam sehingga harus dirawat intensif di Rumah Sakit Persahabatan.

Kemudian, tawuran berlanjut pada Minggu pukul 16.00 WIB. Aksi tersebut menyebabkan terbakarnya kendaraan roda dua dan sangkar burung.

Sejak awal tawuran terjadi, para kelompok remaja sudah langsung membawa senjata tajam seperti parang, golok, dan celurit.

Ada pula yang membawa batu dan petasan untuk saling lempar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com