Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Terbantu Polisi Gopek, Pedagang Pasar Tanah Abang: Mereka Tidak Pungli

Kompas.com - 16/06/2023, 16:11 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat mengaku cukup terbantu dengan keberadaan "polisi gopek" yang ikut mengatur arus lalu lintas dan keamanan di pasar.

Untuk diketahui, polisi gopek atau "Pak Ogah", merupakan sematan untuk orang yang mengatur kendaraan keluar masuk di Pasar Tanah Abang, dengan imbalan uang receh alias "gopek".

Pedagang berinisial E (47) meyebut praktik polisi gopek tidak sama dengan pungutan liar, karena mereka sudah berpanas-panasan mengatur lalu lintas agar kendaraan tidak menumpuk dan menimbulkan kemacetan.

Baca juga: Kekesalan Pedagang Pasar Tanah Abang ke Pelaku Pungli: Sekali Dikasih, Keterusan Minta, Kayak Kewajiban

"Nah, kalau di bawah ini sebenarnya bukan pungli ya, kalau kita mau nyeberang ada polisi gopek, kalau sama mereka kita ada sediain gopekan. Biarlah sama mereka kan, dia panas-panasan juga," jelas E kepada Kompas.com di lokasi, Kamis (15/6/2023).

E justru senang dibantu menyeberangkan mobilnya oleh polisi gopek, sehingga dia tidak berkeberatan memberi satu dua keping uang logam Rp 500 sebagai imbalan.

"Soalnya kalau nggak ada mereka (polisi gopek) kadang bajaj-bajaj gitu kan enggak mau setop waktu kita mau nyeberang. Memang ada untungnya, kita kebantu, mereka tahanin (kendaraan yang lalu-lalang) waktu kita mau nyeberang, mereka kerja," kata E.

Hal serupa juga dikatakan W (39), salah satu pekerja bongkar muat travel di Pasar Tanah Abang.

Baca juga: Oknum Keamanan Pasar Tanah Abang Disebut Ikut Terlibat Pungli

W tidak keberatan memberi kepingan Rp 500 atau Rp 1.000 asal dibantu untuk menyeberangkan mobil travelnya.

"Kalau di bawah mah biasa, mintanya seribu, gopek. Dulu mah banyak, sekarang alhamdulillah paling ada dua orang. Ada yang ngatur lalu lintas, tapi ada juga yang tiba-tiba datang berentiin minta (uang)," ujar W.

Meski tidak keberatan lantaran ada yang membantunya menyeberang, namun kata W ada pula yang memaksa dan menghadang mobilnya saat akan keluar dari pasar.

"Enggak (keberatan), cuma kan mereka banyak, ada lima orang harus dikasih lima orang, soalnya kalau yang dikasih cuma satu, mereka protes. Ada pula yang maksa, 'Bang kasih kasih, masa enggak ngasih,' sambil gini (mengetuk) ke mobil," ujar W.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com