JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (Dinas LH) DKI Jakarta tak menampik memburuknya kualitas udara di Jakarta tak lepas dari pengaruh emisi yang dihasilkan oleh pabrik di Ibu Kota.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, masih ada pabrik di Jakarta yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar pengoperasiannya.
"Memang masih ada pabrik-pabrik di Jakarta yang masoh menggunakan batu bara," ujar Asep di kawasan Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (17/6/2023).
Baca juga: Atasi Polusi Udara Jakarta, Anggota Komisi D: Naikkan Tarif Parkir dan Tindak Parkir Liar
Asep mengatakan, Dinas LH DKI kerap melakukan monitoring terkait kondisi emisi pabrik yang ada di Jakarta.
Dalam monitoring itu, Asep masih menemukan pabrik di Jakarta yang masih menggunakan batu bara sebagai bahan bakar.
"Kami berharap untuk pabrik-pabrik tersebut yang masih menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya untuk pelan-pelan mengubah untuk energi lainnya," ucap Asep.
Untuk diketahui, berdasarkan data dari IQAir, indeks kualitas udara di Jakarta hampir tak pernah kurang dari 150 sejak Jumat (19/5/2023).
"Pemda DKI berbenah menambah RTH kita semua menanam pohon sisi lain kurangi emisi dengan uji emisi kendaraan," ujar Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono kepada wartawan, Kamis (8/6/2023).
Baca juga: Buruknya Kualitas Udara Jakarta dan Kelakar Pj Gubernur Hendak Tiup Polusi dari Kawasan Industri
Selain memperbanyak RTH, Pemprov DKI Jakarta berupaya melakukan peralihan jenis kendaraan dari menggunakan bahan bakar minyak ke listrik, tidak terkecuali Transjakarta.
"Transjakarta berbenah gunakan bus listrik, pokoknya semua masyarakat sama-sama membantu," ucap Heru.
"Itu jangka panjang ya tetapi dinas lingkungan hidup kan selalu bikin program tes uji emisi ya semuanya harus sama-sama turunkan emisi," sambung dia.
Buruknya kualitas udara ini telah berdampak pada kesehatan anak-anak. Wilsa Situmorang menjadi salah satu orangtua yang merasakan langsung dampak buruknya kualitas udara ini.
Putrinya yang baru berusia 14 bulan terkena penyakit batuk dan pilek, bahkan mengalami gejala sesak napas.
Baca juga: Penyelesaian Macet dan Polusi di Jakarta Harus Dilanjutkan, Meski Bukan Lagi Ibu Kota
"Sakitnya itu dari hari Senin pekan lalu," kata Wilsa kepada Kompas.com, Senin (5/6/2023).
Yuni, seorang warga Kota Bekasi, mengeluhkan hal serupa. Kedua cucunya mengalami batuk pilek dan tak kunjung sembuh dalam sebulan terakhir.