Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahit Getir Jakarta dan Sejumput Harapan Para Pejuang Nafkah

Kompas.com - 28/06/2023, 11:25 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta, kota tumpuan bagi lebih dari 10 juta jiwa yang berjuang melanjutkan hidup. Tidak sedikit di antaranya menaruh harapan besar demi kehidupan yang lebih baik lagi di Ibu Kota.

Melinus (49), satu dari sekian banyak para pejuang nafkah dari Pulau Sumatera yang merantau untuk mengadu nasib.

Tidak ingin menjadi petani seperti orangtuanya, Melinus nekat berangkat ke Jakarta seorang diri pada 1997.

"Kita itu di kampung orangtua petani, ke Jakarta ini kita mau ubah nasib, bagaimana saya itu tidak jadi petani lagi, saya harus merantau ke Jakarta karena kata orang kalau kita dengar di Jakarta itu enak cari duit," ujar dia saat ditemui Kompas.com di Terminal Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (27/6/2023).

Baca juga: Pemprov DKI Diminta Tegas Tertibkan Terminal, Jangan Hangat-hangat Tahi Ayam

Pada awal merantau di Ibu Kota, Melinus bahkan pernah merasakan pahitnya terluntang-lantung tidur di jalanan.

"Tapi saya tidak mau nakal, saya tetap berjuang bagaimana saya hidup di Jakarta ini agar lebih baik lagi," ujar dia.

Melinus kini bersyukur dengan pekerjaannya sebagai sopir, walau tak jarang berhadapan dengan penumpang-penumpang galak. Dia mengaku sudah memberi pelayanan terbaik, dengan senyum dan keramahan.

Baca juga: Bahri Modal Nekat Merantau dari Madura ke Jakarta, Satu Tahun Pertama Terseok-seok Cari Kerja

Karena itu, dalam rangka ulang tahun ke-496 DKI Jakarta, Melinus berharap pemerintah bisa menaruh perhatian lebih kepadanya dan rekan-rekan seprofesinya.

Baik dalam kesejahteraan pekerja hingga mengurus kemacetan lalu lintas yang mempengaruhi operasional transportasi umum.

"Jangan hanya diperhatikan orang atas, diperhatikan semua sampai ke rakyat-rakyatnya, apalagi pelayan-pelayan di Transjakarta, Mikrotrans, apapun itu harus benar-benar diperhatikan," tutur dia.

Harapan lain datang dari sopir mikrotrans bernama Heri (36).

Baca juga: Senangnya Jadi Warga Jakarta, Transportasi Publik Nyaman dan Banyak Fasum Ramah Anak

Besar dan tumbuh sebagai warga asli Jakarta, menurutnya kemacetan dan parkir liar yang semrawut sudah menjadi masalah yang ada sejak dahulu dan butuh diprioritaskan.

"Semoga kemacetan bisa berkurang, supaya rakyat pun bisa menikmati Jakarta yang lebih lancar lagi," ujar dia.

Heri berharap, siapa pun pemimpin baru DKI Jakarta nantinya, adalah sosok yang tegas dan bisa terjun langsung untuk tahu letak permasalahan yang ada di masyarakat saat ini.

"Memang harus dari atas, dari gubernurnya tegas. Terjunlah tanpa pendamping, biar bisa menilai masyarakatnya, langsung menyatu, tanpa pengawalan, agar melihat apa yg dilakukan bawahannya, dari wali kota, camat, kelurahan, sidak dadakan jangan pake baju dinas, jangan pake pengawalan," ujar dia.

Baca juga: Pengalaman Buruk Tinggal di Jakarta, Kecelakaan karena Jalan Berlubang dan Jadi Korban Salah Sasaran Tawuran

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com